PEKANBARU – Dinas Kesehatan Pekanbaru memastikan ratusan warga yang terinfeksi Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah mendapatkan perawatan medis dan dinyatakan pulih.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Hazli Fendriyanto, mengatakan setiap pasien yang dirawat di rumah sakit sudah ditindaklanjuti sesuai standar.
"Seluruh kasus yang masuk sudah tertangani sesuai standar pelayanan. Rumah sakit memberi laporan, lalu petugas kami bergerak ke lapangan untuk melakukan pemantauan," ujar Hazli.
Sementara itu, sejak Januari hingga September 2025 tercatat 675 kasus DBD. Angka ini mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, Kecamatan Payung Sekaki menjadi wilayah dengan kasus tertinggi, yakni 83 kasus, disusul Kecamatan Marpoyan Damai dengan 68 kasus. Meski begitu, tren penurunan mulai terlihat pada minggu ke-34 hingga ke-36.
DBD sendiri disebabkan oleh virus dengue yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini biasanya berkembang biak di tempat penampungan air, seperti bak mandi maupun wadah bekas yang menampung air hujan.
Untuk mencegah penyebaran, Dinas Kesehatan kembali mengingatkan masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dengan langkah 3M Plus, yaitu menguras, menutup, serta menimbun atau mendaur ulang wadah air yang sudah tidak dipakai.
Selain imbauan, Dinkes juga aktif melakukan sosialisasi, membagikan bubuk abate ke tempat penampungan air, serta mengirimkan surat edaran ke seluruh rumah sakit agar segera melaporkan pasien DBD. Laporan ini diperlukan guna melakukan penyelidikan epidemiologi.
"Setelah mendapat laporan, petugas puskesmas akan memantau lingkungan sekitar penderita dalam radius 100 meter. Bila ditemukan kasus tambahan, maka akan dilakukan pengasapan atau fogging untuk memberantas nyamuk dewasa," jelas Hazli.