PELALAWAN - Mengambil tajuk "Optimalisasi Inovasi Teknologi Perkebunan Berkelanjutan Menuju Kemandirian Pangan dan Energi", Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia (ITP2I) menggelar acara rutin Temu Ilmiah II tiap tahunnya, yang kali ini digelar di aula Kantor Bupati Pelalawan, Kamis (10/7/2025).
Acara yang dibuka Prof Dr Ir Tengku Dahril, M.Sc, selaku Rektor Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia. Dihadiri Ketua Umum DPP Apkasindo Dr. Ir. Gulat ME Manurung, MP., C.APO selaku keynote speaker. Juga mendatangkan narasumber dari Negeri Jiran Malaysia Dr. Rafidah Jalil secara online melalui zoom meeting.
Turut serta direktur kerjasama dan Hilirisasi riset Universitas Andalas Dr. Muhammad Makky, S.TP., M.Si tatap muka. Temu Ilmiah II ini dihadiri Bupati Pelalawan H. Zukri, SE., diwakili staf ahli bidang hukum dan politik, Dr. Endit R Pratriknyo, sejumlah tokoh penting dari kalangan akademisi, peneliti, dan praktisi Perkebunan, dosen, dan mahasiswa.
Dalam sambutannya, Rektor ITP2I, Prof Tengku Dahril, M.Sc menyatakan apresiasinya atas kegiatan ini. Menurutnya, awalnya ITP2I bernama ST2P sejak 2016 dan berubah menjadi ITP2I pada 2021. Ia menegaskan visi kampus sebagai pusat pendidikan, penelitian, dan technopreneur berbasis perkebunan di Asia pada tahun 2046.
"Karena itu, kami menekankan pentingnya Tri Dharma Perguruan Tinggi dan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, akreditasi, beasiswa, fasilitas, serta kerja sama industri," katanya.
Bupati Pelalawan Zukri diwakili Dr. Endit R Pratriknyo, dalam sambutannya menyatakan bahwa Pemkab Pelalawan berkomitmen untuk mendukung pengembangan teknologi perkebunan yang berkelanjutan, yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan dan memberdayakan masyarakat.
"Selaku perwakilan dari Pak Bupati, kami berharap Temu Ilmiah ke 2 Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia ini dapat menjadi wadah untuk menghasilkan rekomendasi dan strategi konkret yang dapat langsung diterapkan di lapangan," ujarnya.
Dr Gulat dalam penyampaian materinya menekankan perlunya Akselerasi Produktivitas Kebun Sawit Rakyat Menuju Kemandirian Pangan Dan Energi. Menurutnya, besarnya lahan sawit masyarakat dibanding lahan sawit milik negara menyebabkan belumnya maksimal hasil dari Perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia.
"Kalau kita lihat dari 2017 sampai 2025, realisasi PSR masih belum maksimal dibanding target. Salah satu masalah utamanya adalah legalitas lahan—78% terkendala di situ. Nah, makanya sekarang kita dorong konsep PSR sepaket dengan ISPO, supaya produktivitas naik tapi juga legal dan berkelanjutan," tandasnya.
Pada kesempatan tersebut, dirinya mengajak anak-anak muda di Indonesia khususnya mahasiswa di ITP2I untuk mulai berfikir positif terkait Perkebunan kelapa sawit dan bijak dalam menerima informasi yang ada saat ini tentang dampak dari Perkebunan kelapa sawit," katanya.
Narasumber lain, Direktur Kerjasama dan Hilirisasi Riset Unand, Dr. Makky menekankan pentingnya hilirisasi hasil riset guna mendukung industri berbasis bahan baku lokal. Sebagai seorang peneliti sekaligus penemu dari beberapa inovasi produk terbaru yang berasal dari kelapa sawit, menurutnya bukan hanya berupa produk namun juga berupa alat teknologi canggih yang membantu dalam bidang Perkebunan.
Sementara Research Officer dari Forest Research Institute Malaysia (FRIM), Dr. Rafidah Jalil, membagikan pengalaman riset internasional terkait pendekatan pemanfaatan limbah biomassa kelapa sawit secara menyeluruh tanpa sisa (zero-waste), untuk mendukung ketahanan pangan dan energi secara berkelanjutan.
"Pendekatan ini bertujuan mengoptimalkan nilai tambah dari limbah sawit seperti tandan kosong, serat, dan cangkang, agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pakan, maupun energi terbarukan," tukasnya.
Kegiatan yang digelar atas kerja sama antara ITP2I, BPDP, Apkasindo dan Pemerintah Kabupaten Pelalawan serta sejumlah mitra institusi pendidikan dan perusahaan seperti EMP dan PT Arara Abadi ini berjalan sukses dan lancar.
Penulis: Andy
Editor: Riki