INHU - Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) pada Rabu (1/10/2025).
Kunjungan ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) bagi masyarakat prasejahtera di Desa Sungai Beringin Barat.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi strategis antara Pemerintah Provinsi Riau dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Wahid menyerahkan bantuan Program Rumah Tinggal Layak Huni senilai Rp70 juta kepada warga setempat.
Ia juga menyempatkan diri berdialog dengan keluarga penerima bantuan dan anak-anak desa.
Gubri Abdul Wahid menegaskan bahwa program ini diprioritaskan untuk masyarakat yang paling membutuhkan. Ia meminta masyarakat yang belum menerima bantuan untuk bersabar.
“Menurut laporan Pak Bupati, masih banyak warga Inhu yang belum memiliki rumah layak huni. Program ini kami jalankan bersama Baznas sebagai bentuk kepedulian. Bagi masyarakat lain yang belum mendapat giliran, mohon bersabar. Bantuan ini kita arahkan kepada yang paling membutuhkan terlebih dahulu,” ungkap Wahid.
Selain isu perumahan, Gubernur Wahid juga menyinggung pentingnya pembangunan infrastruktur yang terintegrasi di Inhu.
Ia menyoroti perbaikan jalan dan pengelolaan transportasi yang berdampak langsung pada distribusi hasil bumi, pertanian, dan sumber daya alam seperti batu bara.
Gubri menekankan bahwa distribusi hasil bumi harus dilakukan dengan memperhatikan kapasitas jalan agar tidak terjadi kerusakan infrastruktur lebih lanjut. Ia mengancam akan menindak tegas pelanggaran tonase.
“Kami sudah sepakat, tidak boleh ada lagi kendaraan dengan tonase melebihi kapasitas. Itu merusak jalan dan merugikan masyarakat. Jalan-jalan kecil seperti di Simpang Empat dan Simpang Lima harus kita sesuaikan. Nanti saya minta Dinas PUPR untuk segera menindaklanjuti pelebaran jalannya,” tegas Wahid.
Lebih lanjut, ia menyoroti risiko kecelakaan lalu lintas akibat truk-truk besar melintas saat jam sibuk, terutama saat anak-anak berangkat dan pulang sekolah. Untuk itu, ia meminta agar pola lalu lintas kendaraan berat diatur secara ketat.
“Kita tidak ingin anak-anak kita terancam keselamatannya karena truk besar melintas sembarangan. Saya minta kendaraan besar tidak melintas saat jam sekolah, cukup malam hari saja. Keselamatan anak-anak adalah prioritas,” pungkasnya.