PEKANBARU – Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid menegaskan perlunya pembenahan tata kelola sektor minyak dan gas bumi (migas) agar dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kami minta pihak PHR mendorong pertumbuhan ekonomi di Riau. Beban fiskal kami cukup berat, diharapkan sektor migas sebagai kekayaan bumi Riau bisa berkontribusi mendorong pertumbuhan,” ujar Abdul Wahid dalam siaran pers, Senin (20/10/2025).
Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan dengan jajaran Direksi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Sumatera Bagian Utara, di Kantor PHR Gedung RDTX Place, Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Kontribusi Migas Belum Optimal
Abdul Wahid menilai, sektor migas masih belum memberikan kontribusi optimal terhadap perekonomian daerah meski memiliki peran strategis dalam struktur ekonomi Riau.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Riau saat ini banyak ditopang oleh sektor kelapa sawit, hutan tanaman industri, serta jasa dan perdagangan. Pada triwulan II-2025, ekonomi Riau tumbuh 4,59 persen. Tanpa sektor migas, pertumbuhan ekonomi bahkan diperkirakan bisa mencapai 5,6 persen.
Dorong Kolaborasi dan Transparansi
Gubernur menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, SKK Migas, dan PHR untuk memperkuat keterlibatan pelaku usaha lokal serta meningkatkan transparansi data investasi dan produksi migas.
“Kami berharap investasi yang dijalankan di sektor migas juga memberikan dampak nyata terhadap peningkatan ekonomi lokal, baik melalui kemitraan dengan perusahaan daerah maupun pemberdayaan tenaga kerja lokal,” tambahnya.
Ia juga menyoroti perlunya keterbukaan terkait nilai investasi, hasil produksi, dan pembagian participating interest (PI) sebesar 10 persen yang dinilai belum berjalan optimal.
Abdul Wahid menekankan, pelibatan pemerintah daerah dalam memantau progres investasi migas sangat penting agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat Riau secara langsung.
Respons PHR dan SKK Migas
Direktur Utama PHR, Ruby Mulyawan, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya menjaga stabilitas produksi di tengah tantangan biaya investasi dan fluktuasi harga minyak dunia.
“PHR berkomitmen memperluas kerja sama dengan pelaku usaha lokal agar manfaat kegiatan hulu migas lebih dirasakan oleh masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan SKK Migas Sumbagut, CW Wicaksono, menyambut baik forum tersebut sebagai langkah memperkuat koordinasi dan sinergi antarpihak.
Ia berharap kolaborasi ini dapat mempercepat eksplorasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan kesepakatan untuk melanjutkan dialog mengenai optimalisasi peran sektor migas di Riau, termasuk usulan penyesuaian kontrak kerja sama yang lebih adaptif dan berkeadilan bagi daerah.