PEKANBARU - Sekretaris Kosgoro 1957 Provinsi Riau, Nofri Andri Yulan, mendesak Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia agar tidak memberikan diskresi kepada SF Hariyanto dalam perebutan kursi Ketua DPD I Partai Golkar Riau.
Yulan menilai, sosok SF Hariyanto yang merupakan Wakil Gubernur Riau, bukan hanya baru bergabung di tubuh Golkar, tetapi juga dinilai sebagai figur kontroversial dengan rekam jejak yang sarat masalah.
“Golkar tidak boleh dikorbankan hanya karena kepentingan sesaat. Memberi diskresi kepada figur bermasalah adalah langkah mundur bagi partai sebesar Golkar,” tegas Yulan, Selasa (19/8/2025).
Menurutnya, SF Hariyanto juga tidak memiliki basis politik yang kuat di internal partai. Bahkan, manuver politik yang dilakukan orang-orang di sekelilingnya dianggap berlebihan.
“Faktanya, hampir seluruh pemilik suara di Musda Golkar Riau menolak kehadiran SF Hariyanto. Itu bukti nyata dia tidak punya dukungan. Jadi untuk apa dipaksakan?,” tegasnya.
Lebih jauh, Yulan mengingatkan rekam jejak hukum SF Hariyanto yang kerap disebut dalam berbagai kasus, mulai dari dugaan korupsi hingga masalah pengelolaan anggaran daerah.
Bahkan, ia disebut-sebut sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas defisit APBD Riau sebesar Rp1,76 triliun.
“Kader di bawah sangat resah. Bagaimana mungkin Golkar dipimpin figur yang sarat kontroversi dan problem hukum? Dampaknya bukan hanya di internal, tapi juga citra Golkar di mata masyarakat Riau,” tambahnya.
Yulan menegaskan, suara arus bawah harus menjadi pertimbangan utama Ketua Umum Partai Golkar. Menurutnya, tanpa diskresi dari pusat, SF Hariyanto tidak memenuhi syarat sebagai calon ketua.
“Bahlil harus mendengar suara kader di Riau. Jangan sampai partai ini gaduh hanya karena memaksakan orang yang jelas-jelas ditolak mayoritas,” pungkasnya.
Editor: Barkah