PANGKALAN KERINCI – Memasuki tahun ke-11 pelaksanaan Program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program/FFVP), PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) terus memperkuat upaya kolaboratif bersama masyarakat desa di sekitar wilayah konsesi perusahaan. Program ini menjadi bagian penting dalam mendukung pencapaian target zero fire di Provinsi Riau melalui partisipasi aktif masyarakat.
Sebagai langkah konsolidasi sekaligus peningkatan kualitas Forest Protection Ranger (FPR) yang menjadi garda terdepan dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan di desa-desa sekitar wilayah operasional perusahaan, RAPP kembali menggelar FFVP Annual Meeting. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Unigraha, Kompleks RAPP, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, pada Kamis, 11 Desember 2025, dan diikuti oleh 42 Ranger dari berbagai wilayah operasional RAPP di Provinsi Riau.
Pertemuan tahunan tersebut dihadiri oleh perwakilan manajemen RAPP dan departemen terkait, di antaranya Stakeholder Relations (SHR) Manager wilayah Kuantan Singingi dan Kampar, Elwan Jumandri, Forest Protection and Conservation Manager, Suarta E. Katang, Community Development (CD) Coordinator, Syafri Edi, serta seluruh personel FPR dari berbagai daerah.
Dalam sambutannya, Suarta E. Katang menyampaikan kabar menggembirakan bahwa luas kebakaran lahan di sekitar wilayah operasional perusahaan pada tahun 2025 menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini tidak terlepas dari meningkatnya disiplin dan kinerja anggota FPR, yang juga didukung oleh semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam mengelola lahan di lingkungannya.
“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh personel FPR dan masyarakat yang mampu menekan angka luas kebakaran lahan dari tahun ke tahun,” ujar Suarta.
Ia menambahkan, melalui Program Desa Bebas Api atau FFVP, kesadaran masyarakat terus meningkat sehingga upaya pencegahan kebakaran dapat dilakukan secara bersama-sama. Jika dibandingkan dengan luas kebakaran pada tahun 2014, capaian saat ini menunjukkan penurunan hingga 97 persen.
"Kami membandingkan luas kebakaran tahun ini dengan tahun sebelumnya dan hasilnya menurun. Target kami tahun depan adalah zero fire atau nihil kebakaran,” sambungnya.
Sementara itu, Elwan Jumandri, Manager SHR RAPP wilayah Kuantan Singingi dan Kampar, turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh personel FPR atas dedikasi dan kerja keras mereka dalam menjaga hutan, lahan, serta lingkungan sekitar.
“Selama pelaksanaan program FFVP yang telah berjalan selama ini, luas kebakaran hutan dan lahan terus menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Atas nama manajemen, kami mengucapkan terima kasih. Semoga melalui pertemuan dan pembekalan hari ini, semangat serta capaian perlindungan hutan dan lahan di desa-desa tempat Ranger bertugas dapat terus meningkat ke depan,” papar Elwan.
Pada kegiatan ini, para Ranger mendapatkan pembekalan materi mengenai pembukaan lahan tanpa bakar secara lebih komprehensif, sekaligus penguatan partisipasi masyarakat desa dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Para Ranger dari berbagai wilayah juga membahas serta mengevaluasi kinerja pencegahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah masing-masing selama tahun 2025.
Salah seorang Ranger asal Kabupaten Pelalawan, wilayah Pangkalan Kerinci Timur, Erianto (41), yang telah bergabung dalam program FFVP sejak 2020, mengungkapkan bahwa aktivitas harian tim Ranger difokuskan pada upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Berbagai kegiatan rutin dilakukan, mulai dari patroli lapangan, sosialisasi kepada masyarakat, hingga penguatan koordinasi lintas sektor.
Mekanisme komunikasi dibangun secara berkelanjutan bersama FFVP, pemerintah kelurahan, Kepolisian, Babinsa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), serta Masyarakat Peduli Api (MPA). Sinergi ini bertujuan memastikan respons yang cepat, terpadu, dan efektif dalam melindungi wilayah dari ancaman kebakaran.
“Bentuk pencegahan terbaru yang kami lakukan adalah pemasangan spanduk imbauan larangan membakar, mulai dari ukuran kecil, sedang, hingga besar, di sejumlah titik rawan kebakaran serta di warung-warung kecil. Kami juga bekerja sama dengan pemilik warung agar tetap menjaga hubungan dan komunikasi dengan masyarakat sekitar,” ujar Erianto.
Rangkaian kegiatan juga dilengkapi dengan Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan program FFVP tahun 2026, dengan tujuan utama menekan persentase luas kebakaran hutan dan lahan pada tahun berikutnya. Selain itu, dilakukan pendalaman materi mengenai Sistem Komando Insiden guna memperkuat pengorganisasian penanganan kebakaran hutan dan lahan. Melalui inovasi pengenalan metode SMART Patrol, diharapkan pelaksanaan program dapat selaras dengan target zero fire pada tahun mendatang.
Hal ini menunjukkan bahwa Program FFVP RAPP secara konsisten menegaskan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah mencegah kebakaran hutan dan lahan. Sinergi antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah menjadi kunci utama. Melalui program ini, diharapkan angka kejadian kebakaran terus menurun dan target zero fire dapat tercapai. (rilis)