SIAK - Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau pada Kamis (24/7/2025).
Rakor yang digelar di Balai Serindit, Pekanbaru, ini menindaklanjuti meluasnya Karhutla di wilayah Rokan Hulu dan Rokan Hilir yang semakin mengkhawatirkan.
"Hari ini kita sudah menghadapi tantangan di mana beberapa tempat di Riau telah mengalami peningkatan hotspot dan sebaran asap. Tadi pagi saya langsung melihat kondisi di lapangan," ujar Raja Juli Antoni.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Hanif Faisol, mengungkapkan bahwa Karhutla di Riau telah menimbulkan keberatan dari dua negara tetangga, Malaysia dan Singapura.
"Kebakaran lahan ini menjadi perhatian kita, karena hari ini sudah dua negara menyampaikan keberatan secara diplomatik. Ini menunjukkan betapa penting posisi Riau dalam penanganan Karhutla," katanya.
Hanif Faisol menjelaskan bahwa kondisi Karhutla di Riau sudah cukup mengkhawatirkan dengan peningkatan hotspot dan sebaran asap.
"Berdasarkan pemantauan dan peta kawasan hutan, kebakaran di Rokan Hilir berada di dalam kawasan hutan gambut. Sehari sebelumnya saya juga meninjau lokasi karhutla di Rokan Hulu," kata Hanif.
"Karakter kebakarannya berbeda Rokan Hulu berada di lahan mineral berbukit, sedangkan Rokan Hilir berada di lahan gambut basah dengan kedalaman 3–5 meter," lanjutnya.
Hanif Faisol menegaskan perlunya strategi khusus dan pengerahan pasukan darat secara maksimal, karena pemadaman di lahan gambut sangat kompleks.
"Water bombing efektif di udara, tapi kita butuh pagar betis dan pompa air untuk pemadaman di darat. Kami melihat masih banyak kekurangan mesin dan selang di lapangan," tambahnya.
Kepala BNPB RI juga menyampaikan bahwa penguatan pasukan darat dan keterlibatan Masyarakat Peduli Api (MPA) wajib terus ditingkatkan.
Dukungan dari perusahaan atau pemegang konsesi di sekitar lokasi kebakaran juga sangat penting untuk mempercepat upaya pengendalian.
Gubernur Riau, Abdul Wahid, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Ia mendorong adanya sistem patroli dan pengawasan hingga tingkat rukun tetangga (RT) untuk mencegah pembakaran sejak dini.
"Siapa pun yang beraktivitas di kebun, harus ada pengawasan. Edukasi masyarakat juga perlu dilakukan, terutama untuk mengingatkan agar tidak sembarangan membuang puntung rokok," ujarnya.
Bupati Siak, Afni, yang turut hadir dalam Rakor tersebut, menyatakan kesiapan daerahnya untuk berkolaborasi dengan seluruh pihak dalam mencegah Karhutla di Kabupaten Siak.
"Pencegahan harus menjadi prioritas agar kebakaran tidak menyebar luas dan merugikan semua pihak. Kami mengusulkan pembangunan waduk sebagai sumber air, sehingga dapat memudahkan tim Karhutla," singkatnya.
Penulis: Diana Sari
Editor: M Iqbal