PEKANBARU – Aktivitas gelandangan dan pengemis (gepeng), termasuk fenomena "manusia silver", mulai kembali terlihat di berbagai titik di Pekanbaru setelah sempat menghilang.
Kondisi ini menimbulkan keresahan baru bagi masyarakat dan pengguna jalan.
Anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Doni Saputra, mengapresiasi upaya penertiban gepeng yang dilakukan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pekanbaru di sekitar Flyover Simpang SKA beberapa waktu lalu.
Namun, ia menegaskan bahwa penertiban tidak boleh hanya terfokus di pusat kota.
"Kita beri apresiasi Dinsos dan tim gabungan, selama ini kita gaungkan dan baru terlaksana. Dari hasilnya, saya lihat belum memuaskan, mereka belum ekstra dalam bekerja karena yang baru ditertibkan hanya baru satu titik. Banyak lagi di titik-titik lain seperti di daerah Panam dan Simpang Garuda Sakti," ujar Doni, Senin (4/8/2025).
Doni menyoroti bahwa keberadaan gepeng sering mengganggu lalu lintas dan meresahkan pengendara.
Selain meminta-minta, beberapa gepeng di simpang lampu merah juga memiliki modus mengelap kaca mobil demi mendapatkan uang.
Ia juga menekankan agar petugas tidak hanya menertibkan gepeng yang tidak berdaya.
"Jadi jangan gepeng yang tak berdaya saja yang ditangkap, tapi di sejumlah titik itu banyak gepeng yang masih muda dan energik badannya, dan bisa lari kalau dikejar," ujarnya.
Politisi Partai Amanat Nasional ini mendorong Dinsos, Satpol PP, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lainnya untuk bekerja ekstra dalam menertibkan gepeng di semua titik di Pekanbaru. Hal ini demi mewujudkan Pekanbaru yang aman, nyaman, dan tertib.
"Semua titik itu saya lihat banyak gepeng, badut-badut jalanan, anak punk, hingga manusia silver sehingga ini rawan dan menggangu lalu lintas. Kita minta penertiban ini continue, umpama hari ini titik satu dan besok titik kedua dan terus selanjutnya," tutup Doni.
Penulis: Mimi Purwanti
Editor: M Iqbal