PEKANBARU - Bagi wisatawan rasanya tak lengkap jika belum membeli baju khas kota wisata untuk oleh-oleh. Jika Yogyakarta ada Dagadu, Bukittinggi ada brand Kapuyuak, di Kota Pekanbaru ada merek Cakap PKU.
Isaha ini dirintis oleh Al Azhari Refni, seorang mantan sales perusahaan di Pekanbaru. Pria yang akrab disapa Ari ini mengatakan sebelum membuka usaha kaos oleh-oleh, dirinya terlebih dulu buka usaha sablon baju.
Karena brand kaos lokal banyak yang tak eksis lagi, Ari memberanikan diri buka usaha kaos oleh-oleh.
Ide nama Cakap PKU diambil dari kata "cakap" yang dalam bahasa Melayu berarti “ngomong”. Sedangkan PKU singkatan dari Pekanbaru.
Di awal, desain Cakap PKU berupa kalimat-kalimat unik yang didengarnya sehari-hari. Seperti 'Awak ni Apalah', 'panas bedengkang', 'ndak ada do', dan masih banyak lagi.
Untuk desain, Ari mengakui memakai prinsip amati, tiru, dan modifikasi (ATM). Namun kini Cakap PKU sudah memiliki konsep tersendiri, dengan memadukan corak tradisional dan modern.
"Alhamdulillah, sekarang Cakap PKU sudah tersedia di toko oleh-oleh besar di Pekanbaru. Pembelinya kaos kita juga tidak hanya dari Pekanbaru, tapi dari luar daerah seperti Kampar, Bengkalis, Kuansing, dan lainnya," sebutnya, Kamis (27/2025).
Selain itu Cakap PKU juga rutin diikutka dalam event-event besar yang diselenggarakan Pemerintah Kota Pekanbaru, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, dan instansi swasta lainnya.
Terbaru, dirinya mendapat hadiah mesin EDC (Electronic Data Capture) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Karena BRI menjadi sponsor di acara Pekan Raya Pekanbaru, dan Cakap PKU sukses mendapatkan nominal dan transaksi terbanyak selama event.
EDC ini bisa digunakan untuk pembayaran non-tunai memudahkan dalam transaksi pembelian kaos Cakap PKU saat mengikuti event-event.
Selain itu saat memulai usaha, dirinya juga dibantu BRI untuk pembuatan QRIS pada tahun 2022. Dirinya merasa terbantu dengan dukungan BRI terhadap Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Karena sekarang trennya cashless atau non tunai. Pembeli dari luar daerah atau orang kantoran biasanya enggak banyak bawa uang cash. Jadi transaksi pakai QRIS lebih praktis," katanya.
Ari berharap BRI bisa membantu UMKM terus berkembang. Apalagi UMKM memang dituntut untuk bisa beradaptasi dengan transaksi digital. Tren konsumen saat ini, lebih nyaman bertransaksi cashless atau non-tunai.
Sementara itu, Regional Chief Executive Officer (RCEO) BRI Pekanbaru, Reza Syahrizal Setiaputra, mengatakan saat ini sudah era cashless. Orang-orang terbiasa bertransaksi menggunakan ponsel saja, ketimbang harus membawa uang cash.
"Sekarang era cashless, cukup dengan membawa gadget, kita sudah bisa transaksi. Tentunya BRI mendukung program pemerinta untuk memilimalisir penggunaan uang cash. Maka itu BRI berinovasi dengan QRIS Tap, jadi cukup menempelkan ponsel ke perangkat penerima pembayaran, seperti mesin EDC (Electronic Data Capture). Dalam hitungan detik transaksi bisa dilakukan, tanpa perlu membuka kamera dan scan QR secara manual," ujarnya pada Selasa (26/3/2025).
Berbeda dengan metode pembayaran QRIS standar yang mengharuskan pengguna memindai kode QR, QRIS TAP memanfaatkan teknologi NFC (Near Field Communication), sehingga transaksi dapat dilakukan lebih cepat dan praktis. Inovasi ini dirancang untuk memberikan pengalaman transaksi yang lebih seamless dan nyaman.
Penulis: Riki