JAKARTA - PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) melaporkan penurunan laba bersih pada kuartal III/2025. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp2,11 triliun hingga September 2025, turun 3,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,18 triliun.
Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo menjelaskan, penurunan laba terutama disebabkan peningkatan pencadangan untuk mengantisipasi penurunan kualitas portofolio kredit. “Pada tahun 2025, PaninBank membukukan biaya cadangan sebesar Rp1,22 triliun, naik 35,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (27/10/2025).
Dari sisi pendapatan, pendapatan bunga naik tipis 2,31 persen menjadi Rp11,66 triliun dari Rp11,4 triliun pada kuartal III/2024. Namun, peningkatan beban bunga sebesar 8,11 persen menjadi Rp5,1 triliun menyebabkan pendapatan bunga bersih turun 1,79 persen menjadi Rp6,56 triliun.
Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan juga meningkat 35,12 persen menjadi Rp1,22 triliun dari Rp902,98 miliar. Meski demikian, Bank Panin berhasil menekan beban tenaga kerja sebesar 2,5 persen menjadi Rp1,9 triliun, serta beban lainnya turun 3,67 persen menjadi Rp2,35 triliun.
Pada sisi intermediasi, kredit yang disalurkan tercatat Rp141,98 triliun per September 2025, turun 4,71 persen dibandingkan Rp149,02 triliun tahun sebelumnya. “Permintaan kredit masih lemah karena pelaku usaha cenderung bersikap wait and see di tengah suku bunga yang relatif tinggi,” kata Herwidayatmo.
Total aset Bank Panin juga menurun 1,71 persen menjadi Rp226,64 triliun dari Rp230,58 triliun pada akhir kuartal III/2024. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) terkoreksi 2,01 persen menjadi Rp149,99 triliun, dari Rp153,08 triliun. Penurunan terbesar terjadi pada dana murah (CASA) yang turun 7,1 persen menjadi Rp61,13 triliun.
Herwidayatmo menambahkan, penurunan DPK diimbangi dengan pendanaan jangka panjang melalui penerbitan obligasi. Pada kuartal III/2025, Bank Panin menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap III Tahun 2025 senilai Rp3,20 triliun, terdiri dari Seri A Rp2,15 triliun (3 tahun) dan Seri B Rp1,05 triliun (5 tahun).
Meski profitabilitas tertekan, sejumlah rasio keuangan utama menunjukkan perbaikan. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) meningkat menjadi 37,47 persen, dari 34,08 persen pada 2024, menandakan penguatan permodalan.
Rasio kredit bermasalah (NPL) gross turun tipis ke 3,16 persen, sedangkan NPL net naik menjadi 1,11 persen. Adapun Return on Asset (ROA) menurun menjadi 1,59 persen dari 1,68 persen, dan Return on Equity (ROE) turun menjadi 5,50 persen dari 6,04 persen.
Sementara itu, Net Interest Margin (NIM) melemah ke 4,24 persen dari 4,44 persen. Rasio BOPO meningkat menjadi 78,92 persen, namun Cost to Income Ratio (CIR) membaik ke 51,53 persen dari 54,08 persen, mencerminkan efisiensi operasional yang meningkat.