www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
Karyawan XLSMART Gelar Donor Darah Bersama PMI Kota Pekanbaru
 
Dulu Bau, Kini Jadi Cahaya Kehidupan: PHR Ubah Limbah Sapi Jadi Energi dan Pendapatan Warga Mukti Sari
Selasa, 28 Oktober 2025 - 16:04:17 WIB
Warga di Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar kini memanfaatkan biogas dari limbah kotoran sapi untuk memasak (foto/diana)
Warga di Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar kini memanfaatkan biogas dari limbah kotoran sapi untuk memasak (foto/diana)

Oleh: Diana Sari 

KAMPAR – Pagi itu, sinar matahari baru menembus kabut tipis di jalan menuju Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Mobil rombongan dari Pekanbaru melaju perlahan di jalan bergelombang yang diapit kebun sawit dan karet. Udara segar pedesaan bercampur aroma tanah basah mengiringi perjalanan hingga tiba di desa sekitar pukul sembilan pagi.  

Di bawah tenda biru sederhana, puluhan warga sudah menunggu dengan wajah ramah. Suguhan ubi rebus dan kopi hangat menambah suasana akrab. Di antara mereka berdiri Waryono, Kepala Desa Mukti Sari, yang menyambut tamu dengan senyum lebar.  

"Dulu, bau kotoran sapi selalu jadi keluhan. Sekarang, limbah itu justru jadi sumber energi dan penghasilan warga," katanya membuka percakapan.  

Ucapan sederhana itu menggambarkan perubahan besar yang kini dirasakan masyarakat Mukti Sari. Desa kecil di pinggiran Kampar ini telah menjelma menjadi desa energi mandiri, berkat program Desa Energi Berdikari (DEB) yang digagas oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Beberapa tahun lalu, kotoran sapi menjadi persoalan di Mukti Sari. Jumlah ternak yang banyak membuat limbahnya menumpuk dan menimbulkan bau menyengat. Warga tak punya pilihan selain menimbunnya di belakang kandang atau membuang ke kebun.  

Namun keadaan berubah ketika PHR memperkenalkan teknologi reaktor biogas ke desa itu. Limbah yang dulunya dianggap menjijikkan kini diubah menjadi sumber energi bersih dan pupuk alami. 

Di tepi kandang sapi miliknya, Sudarman, Ketua Kelompok Tani Bina DEB Mukti Sari, dengan bangga menunjukkan instalasi biogas sederhana. "Kotoran sapi kami campur dengan air, lalu dimasukkan ke reaktor. Setelah difermentasi, gas metana terbentuk dan dialirkan ke dapur rumah warga," jelasnya.  

Pipa plastik kecil menjulur dari reaktor menuju dapur rumah-rumah warga. Di sanalah gas biogas itu menyala, menggantikan tabung elpiji yang selama ini menjadi kebutuhan utama.  

"Dulu tiap sepuluh hari beli gas. Sekarang sudah tidak lagi. Masak pakai biogas lebih cepat dan hemat," ujar Suramti (55), warga yang kini menikmati energi gratis dari kotoran sapi.  

Dengan biogas, warga Mukti Sari rata-rata menghemat Rp60–75 ribu per bulan, atau sekitar Rp814 ribu per tahun. Tak hanya itu, dari sisa proses biogas yang disebut bioslurry, warga kini memproduksi pupuk organik cair dan padat.  

proses-pembuatan-pupuk-mukti-sari-halloriau.jpg
(Mahyin, anggota Kelompok Tani Biotama Agung Lestari menunjukkan proses pembuatan pupuk padat/foto-diana)  

Kotoran Jadi Uang  

Di halaman rumah Sudarman, beberapa ibu-ibu terlihat sibuk mengaduk cairan kental berwarna coklat muda. Di tangan mereka, bioslurry diolah menjadi pupuk cair siap jual. Aroma pupuk itu tak lagi menyengat seperti kotoran sapi mentah lebih mirip tanah lembap yang subur.  

"Kami menjual pupuk cair dan padat ini. Sudah banyak petani sekitar yang beli," kata Mahyin, anggota kelompok tani Biotama Agung Lestari.  

Sejak Oktober 2023, kelompok ini berhasil menjual 2.094 liter pupuk cai dan 6.208 kilogram pupuk padat, dengan omzet mencapai Rp61 juta. Jumlah yang tak kecil bagi kelompok desa.  

"Dulu kami bingung mau buang kotoran sapi ke mana. Sekarang malah bisa jadi uang," ujar Mahyin sambil tertawa.  

Bagi para petani, manfaatnya terasa ganda. Mereka tak perlu lagi membeli pupuk kimia yang mahal. Rata-rata penghematan mencapai Rp222 ribu per bulan atau sekitar Rp2,6 juta per tahun. Tak sedikit pula warga yang menjual hasil olahan bioslurry dan menambah pendapatan hingga Rp240 ribu per bulan.  

Kepala Desa Waryono mengakui, kehadiran reaktor biogas membawa perubahan besar. "Sekarang warga lebih semangat bertani. Banyak yang mulai menanam sayur dan buah di pekarangan karena ada pupuk organik sendiri," katanya.  

Energi Bersih dari Desa  

Menurut Lidia Sari, Officer CID Zona Rokan South PHR, program Desa Energi Berdikari merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan. "Kami ingin masyarakat memiliki akses energi terjangkau dan ramah lingkungan," ujarnya.  

PHR bekerja sama dengan Yayasan Rumah Energi (YRE) dalam membangun 20 reaktor biogas di Desa Mukti Sari. Satu unit lainnya berada di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru. Hingga kini, program ini telah memberi manfaat bagi sekitar 150 warga, termasuk peternak, santri pesantren, dan anggota kelompok tani.  

"Program ini adalah bukti bahwa industri hulu migas bisa berjalan beriringan dengan masyarakat. Ini bentuk investasi sosial yang berharga," tambah Lidia.  

Selain manfaat ekonomi, program DEB juga berdampak positif terhadap lingkungan. PHR mencatat adanya potensi reduksi emisi karbon hingga 56,8 ton CO₂ per tahun dan pengelolaan limbah organik mencapai 319 ton sepanjang tahun 2023.  

"Melalui program ini, kami ingin mengurangi pencemaran udara dan tanah, sekaligus membantu masyarakat mengembangkan ekonomi sirkular," ujar Lidia.  

proses-pembuatan-pupuk-cair-mukti-sari-kampar-halloriau.jpg
(Kelompok Tani Biotama Agung Lestari juga sudah bisa memproduksi pupuk cair/foto-diana)

Desa yang Kembali Hidup  

Sore hari di Mukti Sari terasa berbeda. Bau tak sedap yang dulu menjadi ciri khas desa peternak itu kini hilang. Yang tercium justru aroma tanah subur dari kebun sayur di halaman rumah.  

Anak-anak berlarian di jalan desa, sementara ibu-ibu memanen kangkung dan cabai di kebun kecil mereka. Di dapur, api biru biogas menyala stabil di bawah wajan yang mendidih.  

"Sekarang, malam tidak lagi gelap. Lampu dari biogas menyala di setiap rumah. Anak-anak bisa belajar tanpa khawatir listrik padam," kata Rini, seorang ibu muda penerima manfaat.  

Tak hanya sektor energi dan pertanian, perubahan juga terasa dalam kehidupan sosial warga. Anak muda kini ikut terlibat dalam pelatihan manajemen usaha dan pemasaran pupuk organik. Ibu-ibu rumah tangga membentuk koperasi kecil untuk mengelola hasil produksi.  

"Anak-anak muda sekarang semangat karena melihat hasil nyata. Desa kami jadi lebih produktif," ujar Mahyin.  

Energi yang Tumbuh dari Harapan  

Program Desa Energi Berdikari yang dimulai pada tahun 2022 terus berkembang hingga kini. Pada 2024, PHR memperluas jangkauan program serupa ke wilayah utara, yakni Kabupaten Rokan Hilir.  

Bagi Waryono, keberhasilan Mukti Sari bukan sekadar soal energi atau uang, tetapi tentang cara pandang baru terhadap alam. "Dulu, kotoran sapi kami anggap sampah. Sekarang, kami tahu semua bisa dimanfaatkan. Tidak ada yang sia-sia," ujarnya dengan mata berbinar.  

Di tengah suara sapi dan angin sore yang berhembus lembut, ia menatap ke arah desa yang kini tampak lebih hidup. "Energi dari kotoran sapi ini bukan sekadar gas. Ini energi untuk kehidupan, pekerjaan, dan masa depan anak-anak kami," katanya pelan.  

Kini, Mukti Sari menjadi contoh nyata bahwa perubahan besar bisa lahir dari hal-hal sederhana. Dari tumpukan kotoran sapi yang dulu jadi sumber bau dan masalah, kini muncul sumber energi bersih, ekonomi baru, dan kehidupan yang lebih baik.  

Dari limbah yang hina, lahirlah berkah yang mulia.  Dari kotoran, tumbuh harapan yang menyala di setiap dapur rumah warga Mukti Sari. (*)



Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Karyawan XLSMART gelar donor darah bersama PMI Pekanbaru dalam memeriahkan Hari Sumpah Pemuda (foto/ist)Karyawan XLSMART Gelar Donor Darah Bersama PMI Kota Pekanbaru
Komisioner KI Riau Bidang Advokasi, Sosialisasi, dan Edukasi, H Zufra Irwan SE MM (foto/int)KI Riau Tantang Pemda Buka Seluruh Anggaran, Penghapusan Kerja Sama Publikasi Dinilai Sesat
Ketua KNPI Kota Pekanbaru, Faisal Islami (foto/int)KNPI Pekanbaru Ajak Pemuda Bersinergi dengan Pemerintah Wujudkan Pembangunan
  Wako Pekanbaru, Agung Nugroho ajak pemuda aktif berkontribusi dalam pembangunan kota (foto/Tata)Wako Pekanbaru Ajak Pemuda Aktif Berkontribusi dalam Pembangunan Kota
Manajemen EMP Bersama SKK Migas dan Riau Petroleum pada saat pembukaan Vendor Day Bersama 60 perusahaan di Pekanbaru, 28 Oktober 2025.Dorong Kemandirian Mitra Lokal dan Perkuat Rantai Suplai Hulu Migas Nasional
Warga di Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar kini memanfaatkan biogas dari limbah kotoran sapi untuk memasak (foto/diana)Dulu Bau, Kini Jadi Cahaya Kehidupan: PHR Ubah Limbah Sapi Jadi Energi dan Pendapatan Warga Mukti Sari
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Konsolidasi Kesiapsiagaan Personel dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Hutan di Riau dan Sumbar
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2025 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved