PEKANBARU - Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah gunung api terbanyak di dunia. Hingga tahun 2025, tercatat sekitar 500 gunung api tersebar di berbagai wilayah Tanah Air, dengan 127 di antaranya berstatus sebagai gunung api aktif.
Gunung-gunung api aktif tersebut memiliki karakter yang beragam, mulai dari tipe stratovolkano, kaldera, hingga gunung api bawah laut. Aktivitasnya pun bervariasi, mulai dari erupsi efusif berskala kecil hingga letusan eksplosif yang berpotensi menimbulkan dampak luas bagi masyarakat sekitar.
Sehingga masyarakat harus selalu waspada terhadap potensi bencana seperti awan panas, lahar, gas beracun, dan hujan abu, dengan cara mengenali wilayah rawan, menyiapkan perlengkapan darurat (tas siaga bencana), mengetahui jalur evakuasi, dan memahami peringatan dini dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengurangi risiko bencana.
Gunung seperti Merapi di Jawa Tengah, Semeru di Jawa Timur, serta Anak Krakatau di Selat Sunda tercatat kerap mengalami erupsi dalam beberapa tahun terakhir dan terus menjadi perhatian para ahli vulkanologi.
PVMBG secara rutin melakukan pemantauan aktivitas gunung api melalui pengamatan visual, seismik, serta pemantauan gas vulkanik. Informasi tersebut menjadi dasar penetapan status gunung api, mulai dari normal hingga awas, serta penentuan rekomendasi keselamatan bagi masyarakat.
Pemerintah mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana gunung api untuk selalu mengikuti informasi resmi dari PVMBG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kesiapsiagaan dinilai menjadi kunci penting dalam meminimalkan risiko korban jiwa dan kerugian akibat erupsi gunung api.
Dengan kondisi geologis Indonesia yang berada di jalur Cincin Api Pasifik, potensi aktivitas gunung api diperkirakan akan tetap tinggi. Oleh karena itu, peningkatan edukasi kebencanaan dan mitigasi risiko menjadi langkah strategis menghadapi dinamika aktivitas gunung api sepanjang 2025
Hingga pertengahan Desember 2025, aktivitas vulkanik di Indonesia terpantau sangat dinamis dengan beberapa gunung api utama menunjukkan intensitas erupsi yang tinggi.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, tercatat sudah terjadi lebih dari 4.300 letusan gunung api di seluruh Indonesia sepanjang tahun 2025.
Berikut adalah gunung aktif di Indonesia per 16 Desember 2025:
1. Gunung Merapi (DIY & Jawa Tengah) – Status Siaga (Level III)
Gunung Merapi terus menunjukkan aktivitas guguran lava yang intens. Pada periode pengamatan 15 Desember 2025, tercatat terjadi 80 kali guguran lava dengan ancaman utama berupa awan panas ke sektor Selatan-Barat Daya. BPPTKG Yogyakarta masih menetapkan status Siaga (Level III) dan melarang adanya aktivitas pendakian maupun penambangan di alur sungai yang berhulu di Merapi.
2. Gunung Semeru (Jawa Timur) – Status Siaga (Level III)
Gunung Semeru tetap menjadi salah satu yang paling aktif dengan ribuan letusan sepanjang tahun ini. Per 15 Desember 2025, tercatat puluhan gempa letusan dengan kolom asap putih kelabu yang teramati di puncak. Meskipun sempat menyentuh status Level IV (Awas) pada 19 November 2025 akibat awan panas sejauh 13 km, saat ini statusnya berada di Level III (Siaga). Warga tetap diimbau waspada terhadap potensi banjir lahar dingin di sepanjang aliran sungai, terutama di Besuk Kobokan.
3. Gunung Ibu (Maluku Utara) – Erupsi Berkelanjutan
Gunung Ibu di Halmahera terpantau mengalami erupsi berulang dalam beberapa hari terakhir. Letusan terbaru tercatat pada Senin malam, 15 Desember 2025. Masyarakat di sekitar gunung diminta untuk tetap menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan guna menghindari dampak abu vulkanik.
4. Gunung Lewotobi Laki-laki (NTT) – Bahaya Lahar Dingin
Setelah mengalami serangkaian erupsi besar pada bulan Oktober 2025 dengan tinggi kolom abu mencapai 10 km, fokus saat ini adalah ancaman banjir lahar. Pada 13 Desember 2025, banjir lahar hujan dilaporkan menutup akses jalan di lima desa di Flores Timur, membawa material lumpur dan kerikil dari puncak gunung.
5. Gunung Marapi (Sumatera Barat) – Erupsi Singkat
Gunung Marapi kembali menunjukkan aktivitasnya dengan erupsi pada sore hari, 15 Desember 2025, yang terekam selama 38 detik. Status tetap dipantau ketat seiring fluktuasi aktivitas vulkanik yang terjadi berulang kali sejak awal November.
Imbauan Waspada dan Keselamatan
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi resmi melalui aplikasi MAGMA Indonesia dan tidak terpancing oleh berita hoaks kebencanaan yang sering beredar di media sosial. Patuhi radius zona bahaya yang telah ditetapkan oleh PVMBG demi keselamatan bersama
Berikut adalah sikap waspada yang perlu dilakukan masyarakat, diantaranya kenali lingkungan dengan memahami jalur evakuasi, titik kumpul dan area rawan (sungai, lereng, daerah aliran lahar).
Pahami Peringatan: Ketahui arti status gunung api (Normal, Waspada, Siaga, Awas) dari PVMBG dan ikuti instruksi petugas serta rencanakan evakuasi dengan mengetahui kapan dan kemana harus mengungsi saat peringatan dini dikeluarkan.(adv)