JAKARTA - Asian Agri, Apical, dan Kao Corporation mencatat capaian penting melalui program kolaboratif SMILE (Smallholder Inclusion for Better Livelihood and Empowerment). Pada Konferensi Tahunan RSPO (RT2025) di Kuala Lumpur, Malaysia, empat kelompok petani swadaya resmi memperoleh sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada 5 November.
Ajang tahunan RSPO tersebut mempertemukan berbagai pemangku kepentingan industri sawit global, mulai dari pekebun, pedagang, produsen barang konsumen, lembaga swadaya masyarakat, hingga pemerintah. Forum ini menjadi ruang bagi para peserta untuk membahas isu keberlanjutan dan berbagi praktik terbaik dalam mendorong produksi kelapa sawit yang bertanggung jawab. Sertifikasi yang diterima para petani dari Sumatra Utara, Riau, dan Jambi menjadi langkah besar dalam memperkuat praktik berkelanjutan di tingkat tapak.
Empat kelompok yang berhasil meraih sertifikasi meliputi Perkumpulan Tani Maju Badang Sepakat, Perkumpulan Asosiasi Bentang Alam, Koperasi Produsen Perkebunan Kelapa Sawit Wahyu Agung, dan Perkumpulan Berkah Mulia Tani. Total, mereka mewakili 1.078 petani dengan luas area tersertifikasi mencapai 2.804 hektare.
Capaian ini merupakan hasil kerja sama erat yang dibangun melalui program SMILE. Head of Sustainability Asian Agri, Ivan Novrizaldie, menegaskan bahwa kemitraan menjadi fondasi keberhasilan program. Ia menyampaikan bahwa Asian Agri memberikan pendampingan langsung, pelatihan praktik agronomi yang baik, hingga persiapan sertifikasi.
Perjalanan menuju sertifikasi tidak lepas dari tantangan. Pada awalnya, banyak petani yang ragu bergabung. Namun, setelah melihat manfaat dan hasil nyata, kepercayaan mulai tumbuh. “Awalnya banyak yang meragukan program ini, tetapi ketika manfaatnya mulai terlihat, semakin banyak petani yang bergabung pada fase kedua,” ungkap Bambang Guntoro, Ketua Kelompok Petani Wahyu Agung.
Senada dengan itu, Eka Chandra dari Perkumpulan Berkah Mulia Tani menyampaikan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kegigihan para petani dalam menghadapi tantangan. Ia menambahkan bahwa tanpa adanya dukungan intensif dari program SMILE, konsistensi tersebut sulit terjaga.
Head of Sustainability Apical, Tor Mooi See, menambahkan bahwa kolaborasi ini merupakan perjalanan jangka panjang. Ia menekankan pentingnya rantai pasok yang inklusif dan transformatif demi menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Apical juga akan terus mendorong penggunaan kredit RSPO dari petani plasma sebagai bentuk dukungan lanjutan.
Kao Corporation melalui Terasawa Kenji turut menyoroti pentingnya kemitraan ini dalam menjaga rantai pasok yang transparan dan dapat ditelusuri. Menurutnya, standar keberlanjutan dari para pemasok memberikan kepastian mutu bagi produk-produk Kao sekaligus memperkuat komitmen perusahaan terhadap praktik sourcing yang bertanggung jawab.
Diluncurkan pada 2020, program SMILE terus memberikan pelatihan kepada petani untuk meningkatkan produktivitas, mengelola lahan secara berkelanjutan, dan memenuhi standar internasional. Hingga Oktober 2025, lebih dari 4.000 petani telah berpartisipasi, dan 2.834 di antaranya telah mendapatkan sertifikasi RSPO. Program ini menargetkan pemberdayaan 5.000 petani swadaya pada 2030.
Inisiatif SMILE sejalan dengan prinsip 5C (Good for Community, Country, Climate, Customer, and Company), yang menekankan manfaat luas bagi masyarakat, lingkungan, dan sektor industri. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa komitmen bersama mampu mendorong transisi menuju produksi minyak sawit yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
