INDRAGIRI HULU - Asian Agri melalui unit usahanya, PT Inti Indosawit Subur (PT IIS), bersama KUD Karya Tani di Desa Sei Beras–Beras, Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, menggelar panen perdana padi gogo pada 8 November 2025.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam optimalisasi lahan replanting sawit, sekaligus upaya membantu petani plasma memperoleh pendapatan tambahan selama masa tunggu tanaman sawit berbuah kembali.
Panen dilakukan di lahan uji coba seluas 20 hektare, dengan hasil produksi mencapai 3,5 ton per hektare (gabah kering panen). Capaian ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang berkisar antara 2 hingga 3 ton per hektare.
Keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa lahan replanting sawit dapat dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan dan menjadi sumber penghasilan baru bagi petani di sekitar kebun.
“Panen perdana padi gogo ini merupakan pencapaian penting bagi KUD mitra kami di Riau maupun Jambi. Hasil ini membuktikan bahwa kemitraan yang kuat antara perusahaan, petani, dan pemerintah daerah dapat memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar Head of Partnership Asian Agri, Rudy Rismanto.
Rudy juga mengajak petani dan KUD untuk terus berkomitmen dalam menjalankan program replanting yang produktif dan berkelanjutan.
“Kami berharap pemerintah daerah serta penyuluh pertanian terus mendampingi petani agar program ini berjalan konsisten dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Panen perdana tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Indragiri Hulu, H. Hendrizal, yang memberikan apresiasi terhadap kolaborasi lintas sektor ini.
“Panen padi gogo ini merupakan hasil nyata kerja sama antara perusahaan, pemerintah daerah, dan petani. Ini membuktikan bahwa lahan replanting sawit tidak harus dibiarkan kosong, tetapi bisa dimanfaatkan untuk komoditas pangan bernilai ekonomi,” ujar Hendrizal.
Penanaman padi gogo dimulai pada Juni 2025 sebagai bagian dari program replanting sawit plasma seluas 552 hektare, yang didanai penuh oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Asian Agri memberikan pendampingan penuh mulai dari persiapan lahan hingga masa panen, memastikan petani dapat mengelola lahan secara produktif.
Komoditas padi gogo dipilih karena tahan ditanam di lahan kering dan dapat tumbuh berdampingan dengan tanaman sawit muda tanpa mengganggu pertumbuhannya.
Inisiatif ini sejalan dengan Program Mandiri Pangan yang dicanangkan pemerintah, serta menjadi solusi nyata menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan ketergantungan pada impor pangan.
Melalui pemanfaatan lahan replanting secara produktif, petani tidak hanya menjaga keberlanjutan ekonomi, tetapi juga turut memperkuat ketahanan pangan lokal.
Dengan hasil positif dari panen perdana ini, Asian Agri berharap program penanaman padi gogo dapat menjadi model pemberdayaan petani plasma di wilayah lain.
“Program ini menunjukkan bahwa masa replanting bukan waktu menunggu, melainkan peluang untuk tetap produktif dan berdaya,” tutup Rudy. (Rls)