PEKANBARU – Suasana penuh kekeluargaan dan spiritual mewarnai perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Dewa O Ho Jiong Kun yang digelar oleh Ikatan Keluarga Tionghoa Selatpanjang dan Sekitarnya (IKTS), Sabtu (14/6/2025) malam.
Kegiatan yang berlangsung di Jalan Sungai Kampar, Gang Kampar VII No. 20, Kota Pekanbaru, dihadiri oleh pengurus dan anggota IKTS serta ratusan umat Buddha dari berbagai daerah, seperti Bengkalis, Rupat, dan Pekanbaru.
Perayaan diisi dengan sembahyang bersama, santap malam, serta atraksi tujuh tatung—sosok spiritual yang diyakini dirasuki roh dewa atau leluhur dalam kepercayaan tradisional Tionghoa. Tatung dipercaya sebagai perantara antara dunia spiritual dan dunia manusia, dan kerap hadir dalam upacara-upacara penting komunitas Tionghoa.
Seng Kuan, selaku King Chu atau pemimpin spiritual dalam acara ini, menjelaskan bahwa Dewa O Ho Jiong Kun, dalam dialek Hokkian, dikenal sebagai Hu Jiang Jun (虎將君) atau "Jenderal Harimau". Sosok ini merupakan salah satu dewa pelindung yang dihormati dan kerap ditemui dalam altar-altar kelenteng, baik secara mandiri maupun bersama dewa lainnya.
"Perayaan ini adalah momentum mempererat tali persaudaraan antarumat dan warga sekitar. Ini merupakan kali kedua kami menggelar perayaan Dewa O Ho Jiong Kun di Pekanbaru," ujar Seng Kuan.
Vivie, putri dari King Chu yang juga bertindak sebagai Tatung Dewa O Ho, menyampaikan apresiasi kepada seluruh tatung yang hadir dan umat yang meramaikan acara. Ia juga menuturkan bahwa banyak umat datang untuk mengikuti sesi pengobatan spiritual melalui perantara tatung, sebagai ikhtiar penyembuhan dari berbagai penyakit.
"Kami sangat berterima kasih atas kehadiran umat dan tatung dari luar kota. Kehadiran mereka menambah kekhidmatan dan kemeriahan acara ini," ucap Vivie.
Ketua Harian IKTS, Nata Hedy Nyo, SE., M.H., berharap perayaan ini tidak hanya memperkuat spiritualitas umat, tetapi juga mempererat hubungan sosial dengan masyarakat sekitar.
"Melalui kegiatan ini, kita ingin menunjukkan bahwa perbedaan budaya dan keyakinan tidak menjadi sekat. Perayaan ini membuktikan bahwa kita bisa bersatu dalam keberagaman," tutup Nata.(rls)