PEKANBARU - Aksi anarkis massa terjadi di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. Mobil dinas milik Kapolres Kuansing AKBP Raden Ricky dirusak saat aparat menertibkan aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah tersebut.
Dalam video yang diterima detikSumut, tampak mobil Toyota Fortuner berwarna hitam milik Kapolres mengalami kerusakan parah. Kaca mobil pecah, sementara di dalamnya hanya terlihat topi bertuliskan “Kapolres” dan tongkat komando.
Tak hanya itu, satu unit mobil double cabin milik Satlantas Polres Kuansing juga mengalami kerusakan serupa. Kaca belakang mobil tersebut pecah akibat lemparan batu oleh massa di Desa Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti.
Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengecam keras tindakan anarkis dan perusakan fasilitas negara tersebut. Ia menegaskan, perbuatan itu merupakan tindak pidana dan akan diproses secara hukum.
“Polda Riau mengecam keras tindakan anarkis dan perusakan fasilitas negara oleh masyarakat yang menolak penertiban PETI,” tegas Herry, Selasa (7/10/2025).
Kapolda memastikan seluruh tindakan yang dilakukan oleh personel di lapangan telah sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan dilaksanakan secara profesional.
“Seluruh tindakan personel dilakukan secara profesional, terukur, dan sesuai SOP. Keselamatan personel menjadi prioritas utama, namun ketegasan dalam penegakan hukum terhadap PETI tetap dijalankan,” jelasnya.
Usai insiden tersebut, Polda Riau memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kuansing, TNI, BPBD, serta berbagai instansi terkait guna menjaga stabilitas keamanan dan memastikan penegakan hukum berjalan adil.
Operasi penertiban PETI, lanjut Kapolda, merupakan bagian dari komitmen Polda Riau dalam melaksanakan program Green Policing, yakni penegakan hukum yang berpihak pada pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
“Penegakan hukum ini bukan untuk menghukum masyarakat, tetapi untuk menyelamatkan lingkungan dan menegakkan keadilan ekologis di Riau. Polda Riau berkomitmen menjaga tuah dan marwah bumi Lancang Kuning dengan langkah yang tegas, terukur, dan humanis,” tandas Herry.