www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
Pria Beristri di Pekanbaru Diperas Lewat VCS, Uang Rp1,6 M Raib
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Kisah Inspiratif Rachmat Sumekto: Montir Jadi Petani Sawit Pionir Berkat PIR-Trans dan PT SLS Astra Agro
Jumat, 11 Juli 2025 - 09:15:42 WIB
Rachmat Sumekto, seorang mantan montir yang berhasil menjadi petani sawit pionir di Pelalawan, Riau. (Foto: Istimewa)
Rachmat Sumekto, seorang mantan montir yang berhasil menjadi petani sawit pionir di Pelalawan, Riau. (Foto: Istimewa)

PELALAWAN – Kisah inspiratif datang dari Rachmat Sumekto, seorang petani kelapa sawit di Desa Pematang Tinggi, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Riau. 

Mantan montir asal Jawa Tengah ini sukses membanting setir menjadi petani pionir berkat program PIR-Trans (Perkebunan Inti Rakyat – Transmigrasi) dan binaan dari PT Sari Lembah Subur (PT SLS) Astra Agro.

Sejak 1988, Rachmat harus berpisah jauh dari keluarga besarnya di Yogyakarta untuk memulai hidup baru sebagai transmigran. 

Ia mengingat jelas hari pertama menginjakkan kaki di Desa Pematang Tinggi, sebuah wilayah yang jauh dari hiruk pikuk Daerah Istimewa asalnya.

Tiga puluh tujuh tahun lalu, Rachmat datang ke desa hanya dengan satu bekal, yaitu harapan. Sebagai transmigran dari Jawa Tengah, Rachmat memulai peruntungannya sekalipun keraguan menyelimuti sanubarinya. 

Tidak pernah terbayang dalam benaknya, ia akan menjadi seorang petani sawit. Sebelum akrab dengan peralatan berkebun seperti dodos dan egrek, Rachmat terbiasa memegang kunci-kunci mesin karena berprofesi sebagai teknisi. 

“Saya dulunya hanya montir mobil. Lebih terbiasa pegang kunci-kunci bengkel daripada enggrek,” katanya sambil tersenyum.

Minimnya pengalaman di bidang perkebunan kelapa sawit tidak membuat Rachmat gentar. Pengalaman pahit seperti diganggu hewan liar hingga terserang malaria justru meyakinkan Rachmat untuk lebih tekun dalam menjalani kehidupan barunya.

Menurut Rachmat, sulitnya membangun kebun-kebun transmigrasi jauh lebih menjanjikan jika dibandingkan semasa di Yogyakarta dengan upah Rp800 per hari. 

Tekad untuk menyejahterakan istri dan anak-anaknya mendorong Rachmat untuk berjuang sekalipun meninggalkan kampung halaman. Ide untuk mengikuti program PIR-Trans sempat mendapatkan pertentangan dari keluarga besar. 

Kala itu, kehidupan sebagai seorang transmigran berbeda jauh dengan saat ini yang sejahtera—transmigran sering disebut sebagai orang yang hidup penuh kesusahan. 

“Saya sampai harus kirim surat ke rumah sendiri, pura-pura dari bos yang katanya mau buka bengkel cabang di Sumatera,” kenangnya sambil tertawa. 

Lewat strategi itulah ia akhirnya berhasil membawa keluarga kecilnya menuju tanah harapan di Riau, dengan menumpang kapal barang selama seminggu.

Rachmat yang penuh optimisme memantapkan hatinya untuk menjadi bagian transmigran. Setiap pagi, sebelum menyentuh alat-alat berkebun, Rachmat dan istrinya menyiapkan sarapan sederhana sambil meyakinkan keluarga kecilnya bahwa keputusan untuk mengajak mereka merantau ke daerah transmigran akan membuahkan hasil.

Hidupnya perlahan berubah. Melalui program PIR-Trans, Rachmat dan ratusan keluarga lain menerima dua hektare lahan kebun dan sebidang tanah untuk rumah. 

PT Sari Lembah Subur (PT SLS), sebuah unit dari Astra Agro, mendampingi mereka bukan hanya sebagai rekan usaha, tapi sebagai sahabat dalam perjalanan hidup. PT SLS menyediakan benih, pupuk, peralatan, dan pelatihan teknis. Tak hanya itu, mereka juga menjamin pembelian hasil panen dengan sistem timbangan yang transparan. 

Perusahaan sawit itu pun melakukan pendampingan sejak awal mulai dari penyediaan bibit unggul, pelatihan teknik bercocok tanam, hingga penyerapan hasil panen.

“Kami mulai semua dari nol, segalanya dibimbing dan didampingi oleh PT SLS, diajari merawat tanaman, memahami waktu panen yang tepat, sampai cara mengelola koperasi,” jelas Rachmat.

Dari sinilah akhirnya KUD (Koperasi Unit Desa) Amanah lahir sejak tahun 1992, terbentuk sebagai bagian dari program PIR-Trans di Desa Batang Kulim, Kabupaten Pelalawan, Riau. 

Program ini merupakan inisiatif pemerintah yang menggandeng perusahaan swasta, dalam hal ini PT SLS, untuk membuka wilayah baru, memberikan lahan kepada transmigran, serta membangun perkebunan kelapa sawit sebagai sumber penghidupan.

Sebagai koperasi petani plasma, KUD Amanah awalnya dibentuk untuk mengelola kebun sawit rakyat yang difasilitasi oleh PT SLS. 

Mulanya tokoh-tokoh masyarakat memintanya untuk memimpin koperasi “satu tahun saja”. Namun ketekunan dan integritasnya membuat warga tetap percaya. Lambat laun, suara-suara masyarakat mendorongnya untuk memimpin koperasi.

Setelah lebih dari 25 tahun kemudian, ia masih memegang posisi tersebut karena kepercayaan dari warga yang kesulitan mencari sosok pengganti yang sepadan. 

Selama perjalanan bertetangga, warga menyadari bahwa sosok Rachmat adalah sosok yang tulus niatnya untuk menjadi ketua koperasi bukan semata untuk mengais materi, melainkan untuk membantu menyejahterakan anggota koperasinya. 

Kini KUD Amanah merupakan koperasi petani dengan lebih dari 500 anggota yang mengelola ribuan hektare kebun sawit produktif.

“Bagi saya, sukses bukan saya menghasilkan banyak kekayaan, tapi bagaimana saya membawa sekitar saya menjadi lebih sejahtera hidupnya,” ungkapnya.

Bayangkan saja, selama menjadi ketua selama 25 tahun, Rachmat hanya memiliki 2 hektare lahan sawit yang ia kelola, sedangkan anggotanya setiap tahun pasti menambah jumlah lahan yang dikelola. Namun, baginya hal itu justru menjadi keberhasilan.

Ketika ditanya kunci keberhasilannya, Rachmat menjawab sederhana. "Saya tidak pernah merasa kekurangan. Saya tidak ambisius. Saya cuma ingin jadi manusia baik,” katanya.

Meski hidupnya tidak bergelimang harta, Rachmat sudah berhasil menyekolahkan ketiga anaknya sampai jenjang sarjana di perguruan tinggi ternama, seperti Universitas Gadjah Mada dan Institut Pertanian Stiper di Yogyakarta, semua berkat jerih payahnya sebagai petani sawit. 

Ia menolak kredit, lebih memilih hidup sederhana tapi tenang. Anak-anaknya berhasil, cucunya delapan, dan rumah papan tempat tinggalnya tetap berdiri kokoh di tanah transmigrasi.

“Kalau kebanyakan duit, saya bingung ngitungnya,” canda Rachmat merendah.

Dengan latar belakang tanpa pengalaman sama sekali di dunia perkebunan, Rachmat mengakui PT SLS berperan sebagai "guru setia" yang membimbingnya sejak awal. Perusahaan juga menyediakan berbagai fasilitas hingga dirinya dan anggota koperasi lain sampai di titik ini.

“Astra Agro dalam hal ini PT SLS itu bukan cuma pembeli, tapi pembina. Mereka ajari saya pakai sepatu, ajari jadi orang biasa. Saya gak akan pernah lupa itu,” katanya penuh haru.

Sawit bukan sekadar tanaman bagi Rachmat dan warga desanya. Ia adalah tumpuan hidup. Dulu desa ini sepi, sekarang jalan-jalan desa dipenuhi lalu lintas truk pengangkut tandan buah segar (TBS) hasil dari pengolahan koperasi-koperasi desa yang akan dijual ke perusahaan.

Banyak anggota KUD Amanah bisa menyekolahkan anak mereka hingga ke perguruan tinggi dari hasil sawitnya, beberapa bahkan mampu membeli mobil keluarga. Namun lebih dari kesejahteraan materi, sawit menghadirkan rasa memiliki. 

Kebun-kebun itu adalah hasil gotong royong, tanggung jawab bersama yang dikelola secara kolektif melalui koperasi. Di sinilah kekuatan KUD Amanah tumbuh, bukan hanya sebagai organisasi ekonomi, tapi sebagai simpul solidaritas sosial. (Rilis)



Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Diteror foto syur, pria menikah di Pekanbaru dipaksa bayar Rp1,6 miliar (foto/klikmx)Pria Beristri di Pekanbaru Diperas Lewat VCS, Uang Rp1,6 M Raib
Kebakaran Pasar Induk Tembilahan (foto/Ayendra)Kebakaran Hebat Landa Pasar Induk Tembilahan, Lebih 200 Kios Hangus Terbakar
Bukan Pulau Burung, Pemprov Riau siapkan lahan pengganti untuk warga TNTN (foto/tribunpku)Ribuan Warga Sekitar TNTN Tak Direlokasi Jauh, Pemprov Riau Siapkan Lahan Pengganti
Gol Reyhan Firdaus bungkam Sriwijaya FC, PSPS raih tiga poin pertama (foto/IG PSPS)Reyhan Jadi Pahlawan, PSPS Raih 3 Poin Perdana Usai Kalahkan Sriwijaya FC
Penutup besi drainase pedestrian di sepanjang Jalan Thamrin, Kota Pekanbaru raib dicuri (foto/Yuni)Besi Penutup Drainase Marak Dicuri, Warga Pekanbaru Minta Patroli Diperketat
  Pemprov Riau tunjuk Roni Rakhmat sebagai Plt Kadispar Riau (foto/MCR)Gubri Tunjuk Roni Rakhmat Jadi Plt Kadispar Riau, Gantikan Ade Yudhistira yang Dicopot
Ketua HMI Badko Sumbagtera, Gopinda Aditya.(foto: barkah)Ketua HMI Sumbagtera Dukung Skema Take on Product, Dorong Riau Mandiri Secara Fiskal
Walikota Pekanbaru, Agung instruksikan pengawasan ketat untuk program MBG (foto/int)
 Pemko Pekanbaru Perketat Pengawasan Program MBG, Evaluasi Terus Dilakukan
HW Live House menegaskan kegiatan sesuai izin, siap kooperatif dengan Pemprov Riau (foto/Tata)Warga Protes HW Live House Bising, Ini Kata Manajemen
BYD M6 hadir di Mal LW Pekanbaru, tawarkan kenyamanan dan efisiensi hingga 530 Km sekali cas (foto/Fitri)BYD Astra Pekanbaru Pamerkan Fitur Blade Battery Unit BYD M6 di LW Pekanbaru
Komentar Anda :

 
 
 
Potret Lensa
Konsolidasi Kesiapsiagaan Personel dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Hutan di Riau dan Sumbar
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2025 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved