PEKANBARU - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Minggu (17/8/2025), berlangsung dengan nuansa berbeda.
Dua gajah sumatera jinak, Vera (40) dan Jopi (38), tampil memikat dalam prosesi sakral tersebut, mencuri perhatian peserta upacara dan tamu undangan.
Sejak detik-detik pengibaran Sang Merah Putih hingga pembacaan teks proklamasi, kedua gajah binaan Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas ini berdiri tenang di sisi barisan petugas.
Puncak kekhidmatan terjadi saat para mahot membacakan Undang-Undang Dasar 1945, ditemani Vera dan Jopi yang seolah larut dalam suasana.
Tepuk tangan meriah menggema ketika Vera, dengan belalainya yang terlatih, mengalungkan bunga kepada salah seorang petugas upacara.
“Ini adalah cara kami mengingatkan masyarakat bahwa gajah sumatera merupakan satwa dilindungi. Keberadaannya harus dijaga agar tidak punah,” ujar Kepala BBKSDA Riau, Supartono.
Menurutnya, kehadiran gajah dalam upacara kenegaraan bukan sekadar tontonan, tetapi sarana edukasi.
“Semangat kemerdekaan bukan hanya untuk manusia, tetapi juga tentang kebebasan dan kelestarian satwa liar,” tambahnya.
Antusiasme peserta pun terlihat jelas. Banyak yang mengabadikan momen langka ini menggunakan ponsel, bahkan berebut kesempatan berfoto bersama dari jarak aman.
Kehadiran Vera dan Jopi seolah menjadi simbol harmoni antara manusia dan alam, sekaligus pengingat bahwa satwa langka adalah bagian dari warisan bangsa yang wajib dijaga.
Selain menghadirkan gajah, BBKSDA Riau juga menggelar aksi pembagian bibit pohon kepada pengendara yang melintas di depan kantor.
“Bagi-bagi bibit ini adalah pesan bahwa kemerdekaan juga berarti tanggung jawab melestarikan alam dan satwa,” tegasnya.
Melansir mcr, bukan kali pertama, Vera dan Jopi sebelumnya juga turut memeriahkan upacara HUT RI tahun lalu.
Sebagai gajah terlatih yang kerap dilibatkan dalam kegiatan edukasi, keduanya menjadi bukti bahwa pesan konservasi dapat dikemas secara menyentuh hati masyarakat.(*)