PEKANBARU - Kasus rabies di Provinsi Riau menjadi perhatian serius setelah 10 kasus positif terkonfirmasi di empat kabupaten/kota hingga 21 Agustus 2025.
Data ini menunjukkan peningkatan signifikan, terutama setelah sembilan warga Pekanbaru digigit anjing yang positif rabies.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau, drh Faralinda Sari, mengungkapkan bahwa kasus terbanyak tercatat di Kota Pekanbaru dengan empat kasus. Disusul Bengkalis dengan tiga kasus, Siak dua kasus, dan Dumai satu kasus.
“Kasus terbaru di Pekanbaru terjadi pekan lalu ketika sembilan warga tergigit anjing yang positif rabies. Untungnya, seluruh korban segera mendapat penanganan medis sehingga sampai saat ini belum ada korban jiwa,” tutur Faralinda pada Selasa (26/8/2025).
Untuk menekan laju penyebaran penyakit ini, Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas PKH kini gencar melakukan vaksinasi gratis pada hewan penular rabies (HPR). Faralinda menegaskan bahwa partisipasi masyarakat sangat krusial dalam upaya pencegahan ini.
“Sekitar 90 persen kasus rabies ditularkan anjing. Karena itu, kami mengimbau pemilik anjing untuk tidak melepasliarkan hewannya. Anjing harus diberi makan cukup, dirawat, dan tetap berada di dalam pagar rumah,” ujarnya.
Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan mendukung penuh program vaksinasi rabies agar kasus di Riau tidak terus bertambah.
Faralinda juga mengingatkan, setiap kasus gigitan hewan harus segera dilaporkan ke puskesmas atau puskeswan untuk mendapatkan penanganan cepat.
“Rabies adalah penyakit yang mematikan jika terlambat ditangani,” tegasnya.
Rabies adalah penyakit infeksi virus mematikan yang menyerang otak dan sistem saraf pusat. Penyakit ini umumnya ditularkan ke manusia melalui gigitan, cakaran, atau jilatan dari hewan terinfeksi seperti anjing, kucing, kera, dan kelelawar. Virus Lyssavirus menyebar melalui air liur hewan tersebut.
Gejala rabies pada manusia biasanya muncul 2 hingga 8 minggu setelah terpapar, namun bisa lebih cepat jika luka gigitan dekat dengan otak.
Gejala awal meliputi demam, sakit kepala, kesemutan di area gigitan, gelisah dan halusinasi, kejang otot, takut air (hidrofobia) dan takut cahaya (fotofobia), serta produksi air liur berlebihan.
Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berujung pada koma dan kematian.
Pencegahan terbaik adalah dengan melakukan vaksinasi rutin pada hewan peliharaan.
Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda tergigit oleh hewan yang dicurigai rabies, segera lakukan langkah penanganan pertama, yakni cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit, oleskan antiseptik dan segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksin dan serum antirabies. (*)