PEKANBARU – Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus menghadirkan inovasi ramah lingkungan dalam kegiatan pemboran migas di Blok Rokan. Salah satu terobosan terbarunya adalah penggunaan rig listrik yang terbukti mampu menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) hingga 60 persen dibandingkan rig konvensional, sekaligus menekan emisi karbon.
General Manager PHR Zona Rokan, Andre Wijanarko, menyebut rig listrik menjadi bagian dari transformasi operasi hulu migas yang lebih efisien dan berkelanjutan.
“Dengan penggunaan rig listrik ini, konsumsi bahan bakar bisa dihemat hingga 60 persen dibandingkan rig konvensional. Sehingga dari sisi emisi jauh lebih rendah,” jelas Andre, Kamis (25/9/2025).
Saat ini, PHR telah mengoperasikan sembilan unit rig listrik aktif di seluruh area operasi Zona Rokan. Salah satunya digunakan pada sumur Rangau-30, dengan kedalaman pengeboran mencapai 6.704 kaki atau sekitar 2,04 kilometer, yang menghasilkan produksi minyak sebesar 168 barel per hari (bopd).
PHR juga menyiapkan langkah lanjutan dengan menghadirkan rig listrik yang 100 persen dapat tersambung ke jaringan PLN. Upaya ini diharapkan semakin menekan konsumsi BBM sekaligus memperkecil jejak karbon dari aktivitas pengeboran.
Andre menegaskan bahwa penerapan rig listrik sejalan dengan strategi PHR untuk menahan laju penurunan alami (decline rate) di lapangan-lapangan tua Blok Rokan. “Penerapan rig listrik adalah wujud nyata bahwa peningkatan produksi dan keberlanjutan bisa berjalan seiring,” katanya.
Selain mendukung efisiensi energi, inovasi ini juga merupakan bagian dari kontribusi PHR terhadap target net zero emission 2060 yang dicanangkan pemerintah. Di sisi lain, PHR tetap berkomitmen menjaga ketahanan energi nasional dengan mengoptimalkan produksi migas domestik.