PEKANBARU - Pemprov Riau terus memperkuat kewaspadaan menghadapi musim hujan dengan mengimbau seluruh kabupaten/kota rawan bencana untuk segera menetapkan status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi.
Langkah ini dinilai krusial guna menekan risiko banjir, tanah longsor, dan banjir rob yang kerap terjadi saat intensitas hujan meningkat.
Kalaksa BPBD Riau, Edy Afrizal mengungkapkan, masih terdapat empat daerah yang belum menetapkan status siaga, yakni Kabupaten Pelalawan, Inhu, Bengkalis, serta Kampar yang dikenal memiliki kerawanan tinggi terhadap banjir dan longsor.
“Ada empat daerah yang belum menetapkan status siaga hidrometeorologi dari 12 kabupaten dan kota di Riau," ucap Edy.
"Kami imbau agar segera ditetapkan. Jangan sampai setelah kejadian baru statusnya dibuat,” tegasnya.
Menurut Edy, Kampar dan Pelalawan menjadi wilayah dengan tingkat risiko tertinggi, terutama jika terjadi pembukaan pintu Waduk PLTA Koto Panjang.
Kondisi tersebut berpotensi memicu banjir di sepanjang bantaran sungai yang berdampak hingga wilayah hilir.
“Daerah yang rawan bencana itu seperti Kampar dan Pelalawan. Sekarang curah hujan cukup tinggi, ini kita khawatirkan memicu banjir, apalagi jika pintu waduk PLTA dibuka," tuturnya.
"Untuk daerah pesisir biasanya rawan banjir rob dan sudah terjadi di Dumai, Inhil, dan Bengkalis. Umumnya banjir rob terjadi sebentar dan surut dalam satu sampai dua jam,” jelasnya.
Sementara itu, delapan daerah telah lebih dulu menetapkan status Siaga Hidrometeorologi, yakni Rohul, Inhil, Siak, Kuansing, Rohil serta Kota Pekanbaru.
Penetapan status ini memungkinkan daerah melakukan langkah cepat dan terkoordinasi saat terjadi kondisi darurat.
Edy juga menyatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi melalui kerja sama lintas lembaga dengan Baznas dan BNPB, termasuk penyediaan peralatan darurat.
“Potensi bencana akan meningkat jika hujan terjadi secara terus-menerus. Karena itu kita perlu kesiapsiagaan maksimal," sebutnya.
"Kami sudah bekerja sama dengan berbagai pihak, menyiapkan tenda, perahu, hingga gudang logistik. Tujuannya agar jika terjadi bencana, semua sudah siap dan terkomando,” pungkasnya.