PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menyatakan kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, mulai dari banjir, tanah longsor hingga angin puting beliung.
Kesiapsiagaan tersebut diperkuat dengan penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi yang berlaku hingga 31 Januari 2026.
Pj Sekdako Pekanbaru, Drs Ingot Ahmad Hutasuhut menyampaikan, sejumlah langkah mitigasi sudah dan terus dijalankan untuk menekan risiko kerugian akibat bencana.
"Pekanbaru, Insya Allah, siap. Status siaga darurat sudah kita tetapkan," ucap Ingot, Selasa (9/12/2025).
Sebelumnya, Pemko Pekanbaru turut hadir dalam rapat koordinasi tindak lanjut arahan Presiden RI terkait kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem.
Rapat tersebut diikuti seluruh kabupaten/kota di Riau guna menyamakan langkah dalam menghadapi kondisi cuaca yang belakangan memicu bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Menurut Ingot, rakor tersebut menitikberatkan pada kesiapan pemerintah daerah dalam mengantisipasi dampak hidrometeorologi, termasuk kejadian banjir dan bencana fisik lainnya.
"Kabupaten/kota harus memastikan langkah-langkah penanganan benar-benar siap," jelasnya.
Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan, Pemko telah menjalankan berbagai program, di antaranya gotong royong melalui Gerakan Pekanbaru Bersih.
Program ini telah dicanangkan dan akan terus dilanjutkan dalam beberapa waktu ke depan.
"Kemarin sudah kita mulai dan kegiatan ini akan berlanjut," tutur Ingot.
Selain upaya lapangan, Pemko juga menyiapkan dukungan anggaran bagi masyarakat yang terdampak.
Dana tersebut dapat dialokasikan melalui Belanja Tidak Terduga (BTT) sesuai kondisi dan kebutuhan di lapangan.
"Tidak ada anggaran khusus, tapi bisa kita ambil dari BTT. Semoga situasi tetap terkendali dan masyarakat bisa merasa lebih tenang," tutupnya.