PEKANBARU – Harapan untuk menghidupkan kembali Pasar Cik Puan di Jalan Tuanku Tambusai, Kota Pekanbaru, kembali menguat. Pasar yang sempat menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat itu telah terbengkalai sejak 2012, dan kini kondisinya memprihatinkan setelah 13 tahun mangkrak tanpa kejelasan.
Pemerintah Kota Pekanbaru mulai mengambil langkah konkret dengan merancang rencana revitalisasi pasar tradisional tersebut. Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, menyatakan bahwa pihaknya tengah menjajaki peluang dukungan dari pemerintah pusat untuk merealisasikan proyek yang sudah lama dinanti ini.
“Revitalisasi Pasar Cik Puan tentu tidak cukup hanya dengan APBD kota saja, tapi kita juga lapor ke pemerintah provinsi. Mungkin bisa dibantu dari APBN,” ujar Agung.
Menurut Agung, anggaran daerah saat ini belum memadai untuk membiayai seluruh proses pembangunan ulang pasar. Maka itu, koordinasi lintas instansi terus dilakukan, termasuk dengan Kementerian Perdagangan RI.
Upaya Pemerintah Kota Pekanbaru ini pun mendapat respons positif. Dalam kunjungannya ke Pekanbaru beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti menyatakan dukungannya terhadap rencana revitalisasi tersebut. Bahkan, ia menyebut akan segera berkomunikasi dengan Menteri Pekerjaan Umum RI untuk membahas tindak lanjut proyek ini dalam rapat koordinasi.
“Kita semua tentu berharap Kementerian Perdagangan RI dapat berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk membahas revitalisasi Pasar Cik Puan dalam rapat koordinasi,” tambah Agung.
Keinginan untuk menghidupkan kembali pasar ini tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari para pedagang yang telah lama berharap dapat kembali beraktivitas di pasar tersebut. Pemerintah kota pun menyatakan komitmennya untuk mewujudkan aspirasi tersebut secepat mungkin.
"Harapan kita semua tentu revitalisasi pasar tradisional ini bisa segera terwujud,” pungkas Agung dikutip tribunpekanbaru.
Revitalisasi Pasar Cik Puan diyakini akan menjadi dorongan baru bagi perekonomian lokal, sekaligus menghidupkan kembali denyut nadi perdagangan tradisional di jantung Kota Pekanbaru. (*)