PEKANBARU – Kondisi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kota Pekanbaru hingga kini masih belum stabil. Dari tiga BUMD yang ada, mayoritas belum mampu menyumbang laba bagi pendapatan asli daerah (PAD), bahkan ada yang berstatus sebagai perusahaan sakit.
Tiga BUMD tersebut adalah Perumda Tirta Siak, PT BPR Madani (Perseroda), dan PT Sarana Pembangunan Pekanbaru (SPP).
Asisten II Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut, menegaskan pihaknya terus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja pengurus maupun perusahaan.
“Evaluasi ini bukan hanya penilaian, tetapi juga menjadi masukan dalam menentukan kebijakan selanjutnya bagi BUMD,” ujarnya.
Menurut Ingot, secara operasional BPR Madani cukup baik. Selama dua tahun terakhir sudah membukukan keuntungan, namun belum dibagikan sebagai dividen karena masih digunakan untuk memperkuat modal.
“Rasio kecukupan modal belum terpenuhi, sehingga kita usulkan tambahan penyertaan modal ke DPRD,” jelasnya.
Saat ini sedang menjalani proses restrukturisasi. Sebelumnya SPP mengelola Trans Metro Pekanbaru (TMP), tetapi kini pengelolaannya sudah dialihkan ke BLUD.
“Ke depan SPP harus merancang kembali sektor utama. Ada opsi masuk ke pengelolaan jaringan gas, distribusi pangan, hingga Kawasan Industri Tenayan (KIT). Skema ini sedang difinalisasi bersama pengurus definitif,” katanya.
Hingga kini masih berstatus perusahaan sakit dan belum mampu memberikan kontribusi keuangan bagi daerah.
Pemko Pekanbaru berharap melalui evaluasi rutin, BUMD mampu memperbaiki kinerja dan mulai memberikan kontribusi nyata bagi pendapatan daerah.