PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mempercepat langkah mitigasi bencana hidrometeorologi dengan mengintensifkan program normalisasi saluran air.
Upaya ini difokuskan pada jaringan drainase perkotaan dan anak-anak sungai yang selama ini menjadi titik rawan genangan dan banjir.
Plt Kadis PUPR Kota Pekanbaru, Edward Riansyah menegaskan, normalisasi dilakukan secara berkelanjutan sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
“Dinas PUPR Kota Pekanbaru terus mengoptimalkan normalisasi saluran air sebagai langkah antisipasi banjir, mengingat curah hujan sedang hingga tinggi masih akan terjadi," ujarnya.
"Normalisasi tidak hanya kami fokuskan pada drainase jalan, tetapi juga anak-anak sungai yang rawan meluap,” sambungnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Edward saat menghadiri rapat koordinasi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Senin (15/12/2025), yang membahas kesiapan daerah dalam menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
Menurut Edward, prakiraan cuaca menunjukkan Pekanbaru masih berpotensi mengalami curah hujan signifikan dalam beberapa bulan ke depan.
Kondisi ini meningkatkan risiko genangan dan banjir, terutama di kawasan padat penduduk dan daerah dengan kapasitas tampung saluran air yang terbatas.
“Karena itu, langkah antisipasi harus dilakukan sejak sekarang. Pemko juga telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi hingga 31 Januari 2026,” tegasnya.
Dalam pelaksanaannya, Pemko Pekanbaru menetapkan sejumlah lokasi prioritas normalisasi. Di antaranya Sungai Air Hitam di Kecamatan Payung Sekaki, drainase utama sepanjang Jalan Riau dan Jalan Soekarno Hatta, serta kawasan rawan banjir di Kecamatan Limapuluh.
Program normalisasi ini ditargetkan mampu memperlancar aliran air, mengurangi sedimentasi, dan meminimalkan potensi luapan sungai.