PEKANBARU - Kasus diare di Kabupaten Kepulauan Meranti mengalami lonjakan beberapa pekan terakhir. Di mana, terhitung pada Oktober ini ditemukan 316 kasus di seluruh kecamatan.
Atas kondisi tersebut, Gubernur Riau Abdul Wahid menyebutkan telah memerintahkan Dinas Kesehatan (Diskes) Riau untuk turun langsung ke lapangan.
"Saya sudah Plt Kepala Diskes untuk pantau langsung ke lapangan. Saya sudah minta untuk cek langsung apa yang menjadi penyebab dan bagaimana penanggulangannya. Mudah-mudahan kasus ini tidak meluas," Kata Gubernur Riau Abdul Wahid, Senin (20/10/2025).
Gubri Wahid juga mengimbau masyarakat untuk proaktif dalam menjaga kesehatan. Bukan hanya dalam mengobati, namun juga melakukan pencegahan.
"Kesehatan adalah tiang utama. Kita minta masyarakat untuk menjaga kebersihan, buanglah sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelum makan, budaya seperti ini harus ditingkatkan," pungkasnya.
Untuk diketahui, kasus terbanyak berada di Kecamatan Rangsang Pesisir, tepatnya di Kedabu Rapat, mencapai 91 penderita, disusul Kecamatan Tebingtinggi (Selatpanjang) dengan 66 kasus. Dari data tersebut, didapatkan dua balita yang meninggal dunia berasal dari Kecamatan Tasik Putri Puyu dan Pulau Merbau.
Data tersebut menambah panjang daftar penderita diare di Meranti sepanjang tahun ini. Secara kumulatif, sejak Januari hingga September 2025, Dinas Kesehatan telah mencatat 1.288 kasus diare.
Angka ini menunjukkan bahwa penyakit tersebut bukan lagi persoalan ringan, melainkan ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat, terutama anak-anak yang rentan mengalami dehidrasi berat.