PEKANBARU - Rencana pengoperasian layanan Roro Dumai–Melaka kembali mengemuka sebagai peluang ekonomi baru yang dinilai mampu mendorong pertumbuhan perdagangan, investasi, serta mobilitas lintas negara.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, SF Hariyanto, menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen menjadikan jalur tersebut bukan sekadar proyek transportasi, melainkan koridor ekonomi strategis yang memperkuat posisi Riau di kawasan Sumatera dan Asia Tenggara.
“Pemprov Riau mendukung penuh layanan Roro Dumai–Melaka. Ini bukan hanya soal transportasi, tetapi peluang besar untuk meningkatkan perdagangan, pariwisata, dan integrasi ekonomi wilayah,” ujarnya, Minggu (16/11/2025).
Menurutnya, hadirnya layanan Roro akan memperpendek waktu tempuh logistik, menekan biaya pengiriman barang, serta membuka akses pasar yang lebih luas bagi pelaku usaha di Riau.
Dumai diproyeksikan menjadi pusat industri dan pelabuhan utama di Pantai Timur Sumatera, dengan aktivitas distribusi yang lebih efisien menuju Malaysia dan kawasan Asia Tenggara lainnya.
Dalam forum tersebut, SF Hariyanto merinci tiga tujuan utama penguatan layanan Roro. Pertama, mempertemukan pelaku usaha lintas negara untuk membuka peluang kemitraan baru di sektor perdagangan, perikanan, perkebunan, hingga jasa logistik. Kedua, mempromosikan Roro Dumai–Melaka sebagai rute transportasi yang mampu menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk lokal. Ketiga, mengidentifikasi potensi kerja sama sektor prioritas yang dapat ditindaklanjuti untuk mendorong ekonomi regional.
Sementara itu, Direktur Centre for IMT-GT Subregional Cooperation (CIMT), Amri Bukhari Bakhtiar, menilai layanan Roro Dumai–Melaka sebagai instrumen penting untuk meningkatkan konektivitas kawasan dan memperbesar arus perdagangan.
“Roro ini bukan hanya jalur laut, tetapi jembatan ekonomi. Dengan biaya logistik yang lebih rendah, pelaku usaha bisa menjangkau pasar baru dan meningkatkan volume perdagangan antarwilayah,” jelasnya.
Amri menambahkan bahwa layanan Roro akan membuka peluang investasi baru di sektor pelabuhan, pergudangan, pariwisata, hingga industri pengolahan. Konektivitas yang lebih cepat dinilai mampu memperkuat kerja sama UMKM serta memperluas rantai pasok regional.
Dengan dukungan pemerintah, dunia usaha, dan platform regional seperti IMT-GT, layanan Roro Dumai–Melaka diprediksi menjadi motor penggerak ekonomi baru bagi Riau. Jalur ini berpotensi menghubungkan industri lokal dengan pasar internasional secara lebih efisien, sekaligus memperkuat peran Dumai sebagai gerbang ekonomi di Pantai Timur Sumatera.