SIAK - Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai terlihat menggantung di langit Kabupaten Siak, Provinsi Riau, sejak Senin pagi (21/7/2025). Aroma menyengat khas gambut terbakar tercium hingga ke permukiman warga, menandakan kondisi udara yang semakin memburuk.
Warga mengaku terganggu dengan kualitas udara yang menurun drastis. Salah satunya, Elvina (32), warga Kecamatan Siak, mengatakan bahwa sejak subuh dirinya telah mencium bau asap yang pekat.
“Rasanya sesak, seperti ada asap rokok masuk terus ke hidung. Mata juga mulai perih. Anak saya sudah batuk-batuk sejak pagi,” ujarnya.
Elvina menambahkan, ia dan sejumlah tetangga kini membatasi aktivitas di luar rumah. Jendela dan pintu rumah terpaksa ditutup sepanjang hari meski udara di dalam menjadi pengap.
“Mau buka pintu, asap masuk. Mau ditutup, jadi panas. Serba salah,” tuturnya.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Siak, kebakaran lahan terjadi di sejumlah titik, salah satunya di area konsesi milik PT Berlian Mitra Inti (BMI). Api melalap sekitar 10 hektare lahan gambut di dua lokasi: Kampung Pencing, Dusun Lestari 2, serta Kampung Jambai Makmur, Kecamatan Dayun.
“Empat hektare terbakar di Pencing Bekulo dan enam hektare di Jambai Makmur. Sebagian besar lahan merupakan kebun sawit milik PT BMI,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Siak, Arif Hamidi.
Upaya pemadaman di lokasi tersebut masih terus dilakukan. Medan yang sulit serta kondisi tanah gambut membuat api cepat menjalar dan sulit dikendalikan. Hingga hari ketiga, api masih aktif dan belum bisa dipadamkan sepenuhnya.
Sebanyak 77 personel gabungan dikerahkan, terdiri dari unsur BPBD Kandis, TNI, Polri, Manggala Agni Daops Siak, Satpol PP, Masyarakat Peduli Api (MPA), serta tim internal dari PT BMI dan PT Ivomas. Pemadaman dibantu oleh 13 unit mesin pompa air dan satu kendaraan angkut. Meski sumber air tersedia, medan jauh dan semak rapat memperlambat pergerakan tim.
Selain di Kecamatan Dayun, kebakaran juga terpantau di Kecamatan Tualang dan Sungai Apit. Di Dayun, dua hektare lahan milik PT Bumi Siak Pusako (BSP) turut terbakar, sedangkan di Tualang, api menghanguskan setengah hektare semak belukar di Kampung Tualang Timur. Berbeda dengan di Kandis, api di dua lokasi ini berhasil dipadamkan lebih cepat.
BPBD Siak mengimbau seluruh perusahaan pemilik lahan konsesi untuk meningkatkan kewaspadaan. Arif Hamidi menekankan pentingnya langkah preventif agar kebakaran tidak meluas dan membahayakan masyarakat.
“Jangan sampai terulang kondisi darurat seperti tahun-tahun sebelumnya. Pemadaman penting, tapi pencegahan jauh lebih krusial,” tegasnya, seperti yang dilansir dari tribunnews..(*)