www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
PLTA Koto Panjang Pantau Ketat Waduk, Elevasi Naik Jadi 77,19 Mdpl
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


OTT Gubernur Riau, MAKI Soroti Mahalnya Biaya Politik Kepala Daerah
Minggu, 09 November 2025 - 06:38:33 WIB
Abdul Wahid menjadi gubernur Riau keempat yang tersangkut kasus korupsi, setelah Saleh Djasit, Rusli Zainal, dan Annas Maamun.
Abdul Wahid menjadi gubernur Riau keempat yang tersangkut kasus korupsi, setelah Saleh Djasit, Rusli Zainal, dan Annas Maamun.

JAKARTA – Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, menyoroti maraknya kasus korupsi kepala daerah usai operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Gubernur Riau Abdul Wahid. Menurutnya, akar persoalan korupsi kepala daerah berawal dari tingginya biaya politik dalam proses Pilkada.

"Biaya politik untuk menjadi kepala daerah sangat tinggi, mulai dari dana kampanye hingga biaya untuk mendapatkan rekomendasi partai politik," ujar Boyamin dikutip dari detikNews, Jumat (7/11/2025).

Ia menilai, besarnya modal yang harus dikeluarkan calon kepala daerah membuat mereka berupaya mengembalikan uang tersebut setelah menjabat, bahkan melalui praktik korupsi.

"Kalau toh dia orang kaya pun harus balik modal, minimal. Apalagi kalau ingin lebih kaya lagi, potensi korupsi jadi besar. Kuncinya adalah politik jangan berbiaya tinggi," katanya.

Sebagai solusi, Boyamin mengusulkan agar jabatan gubernur tidak lagi dipilih melalui Pilkada langsung, melainkan ditunjuk oleh pemerintah pusat. Menurutnya, posisi gubernur secara konstitusi bukan bagian dari otonomi daerah.

"Lebih baik gubernur ditunjuk pusat seperti penjabat (Pj). Faktanya, Pj Gubernur selama ini relatif bersih dan menjalankan pemerintahan dengan baik," ujarnya.

Selain itu, Boyamin menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) perlu menekan pemerintah agar memperbaiki tata kelola pemerintahan. Ia menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas pada bidang yang rawan korupsi seperti mutasi jabatan, proyek, dan perizinan.

"KPK tidak bisa terus-menerus OTT. Harus ada perubahan sistem agar korupsi tak terulang," tegasnya.

Ia juga mendorong pemerintah dan DPR untuk segera mengesahkan RUU Perampasan Aset. Menurutnya, undang-undang itu bisa membuat pejabat takut melakukan korupsi.

"Kalau harta hasil korupsi bisa disita, bahkan warisannya, mereka akan berpikir dua kali. Itu bentuk tanggung jawab karena sudah mengkhianati amanah publik," tambahnya.

Sebelumnya, KPK menetapkan Gubernur Riau Abdul Wahid, Tenaga Ahli Dani M Nursalam, dan Kepala Dinas PUPR-PKPP M Arief Setiawan sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan dan penerimaan gratifikasi. Abdul Wahid menjadi gubernur Riau keempat yang tersangkut kasus korupsi, setelah Saleh Djasit, Rusli Zainal, dan Annas Maamun.

Sumber: Detik


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Waduk PLTA Koto Panjang, Kampar.(foto: int)PLTA Koto Panjang Pantau Ketat Waduk, Elevasi Naik Jadi 77,19 Mdpl
ilustrasi: Pengendara keluhkan sejumlah ruas jalan di Pekanbaru terendam banjir akibat curah hujan tinggi (foto/dini)BPBD Riau Aktifkan Posko Siaga, Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Plt Kepala Dinas Kominfotik Provinsi Riau Teza Darsa.
Pemprov Riau Nilai Regional Summit Perkuat Sinergi Pusat dan Daerah
Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid EV.Penjualan Mobil Hybrid Tembus 57 Ribu Unit, Toyota Terdepan
Indosat perkuat jaringan di Sumatra, 2.800 BTS dioptimalkan jelang Nataru 2026 (foto/ist)Sambut Nataru 2026, Indosat Sumatra Siagakan Jaringan Hadapi Lonjakan Trafik 27 Persen
  Hujan mengguyur Riau sepanjang hari ini.(foto: dok/halloriau.com)Pagi hingga Sore Berpotensi Hujan Lebat, Ini Peringatan Dini BMKG untuk Riau
Bupati Siak Afni Zulkifli saat turun ke wilayah banjir.Seluruh Kecamatan di Siak Terendam Banjir, Bupati Afni Instruksikan Pejabat Turun Lapangan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).KPK OTT Sejumlah Pihak di Kalsel, Diduga Libatkan Oknum Jaksa
Gubernur Riau nonaktif Abdul Wahid dan Bupati Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau, Ade Agus Hartanto.Diperiksa KPK, Bupati Inhu Akui Kedekatan dengan Abdul Wahid
KPK bawa koper usai menggeledah di Kantor Bupati Indragiri Hulu (foto/int)Usai Geledah Ruang Kerja, KPK Bersama Bupati Inhu Ade Agus Lanjut ke Rumah Dinas
Komentar Anda :

 
 
 
Potret Lensa
Workshop Jurnalistik Metro Riau, Tingkatkan Profesionalisme dengan Kolaborasi
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2025 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved