Polisi Intensifkan Patroli di Tumang Pasca-Kerusuhan PT SSL, Polda Riau Tetapkan 13 Tersangka
SIAK — Pasca-kerusuhan yang melanda areal operasional PT Seraya Sumber Lestari (SSL) di Kampung Tumang, Kecamatan Siak, Kepolisian terus meningkatkan pengamanan guna menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) tetap kondusif.
Patroli yang dipimpin oleh Ipda Khairul bersama personel Polsek Siak dilakukan secara menyeluruh, mulai dari area tenda pengamanan, pintu masuk perusahaan, hingga ke dalam kawasan PT SSL. Patroli menggunakan metode jalan kaki untuk menyisir titik-titik yang dianggap strategis dan rawan.
“Kehadiran aparat merupakan langkah preventif agar tidak terjadi gelombang aksi lanjutan yang dapat mengganggu stabilitas,” ujar Ipda Khairul, Selasa (24/6/2025).
Ia menambahkan, kegiatan pengamanan ini merupakan bentuk komitmen Polres Siak dalam menjaga ketertiban masyarakat serta mendukung keamanan operasional perusahaan.
Kapolres Siak, AKBP Eka Ariandy Putra, melalui Ipda Khairul juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Segala persoalan diharapkan dapat diselesaikan melalui jalur hukum.
Selama patroli yang berlangsung hingga pukul 09.10 WIB, situasi di lokasi dilaporkan aman dan tidak ditemukan adanya pergerakan massa.
Sementara itu, Polda Riau terus mendalami kasus kerusuhan yang terjadi pada Rabu, 11 Juni 2025. Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol Asep Darmawan menyatakan bahwa pihaknya telah menetapkan 13 orang tersangka, termasuk pelaku pembakaran, pengrusakan, penjarahan, serta provokator.
“Mereka memiliki peran berbeda, mulai dari perusakan fasilitas hingga pembakaran klinik perusahaan. Bahkan satu pelaku diketahui berusia 15 tahun dan tengah menjalani proses diversi sesuai sistem peradilan anak,” terang Asep.
Kerusuhan menyebabkan kerusakan besar terhadap fasilitas milik PT SSL. Di antaranya:
- 22 unit sepeda motor dan 4 mobil hangus terbakar
- 6 mobil lainnya rusak berat
- Satu alat berat, papan nama perusahaan, serta klinik ikut dibakar
- Barang-barang seperti mesin air dan perlengkapan lainnya turut dijarah
Total kerugian diperkirakan mencapai Rp15 miliar.
Kombes Asep juga mengungkap bahwa aksi ini tidak murni dipicu konflik agraria. Dari hasil pemeriksaan, sejumlah pelaku berasal dari luar daerah dan diketahui memiliki kebun sawit ratusan hektare.
“Ini bukan hanya persoalan lahan garapan warga. Ada pemilik kebun besar dari luar Siak, bahkan dari Pekanbaru, yang diduga kuat memanfaatkan konflik untuk kepentingan pribadi,” tegasnya.
Pihak kepolisian bersama lembaga sosial dan Pemkab Siak saat ini juga melakukan pendampingan terhadap karyawan PT SSL dan keluarganya yang mengalami trauma, termasuk anak-anak yang terdampak secara psikologis.
Polda Riau menegaskan bahwa penyelesaian konflik agraria harus ditempuh melalui jalur hukum dan mediasi, bukan melalui kekerasan atau tindakan melanggar hukum.
“Kalau perjuangannya benar untuk rakyat, maka tempuhlah dengan cara yang benar. Jangan biarkan konflik ini dijadikan panggung oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan pribadi,” pungkas Kombes Asep.
Pemerintah daerah juga diimbau untuk berperan aktif dalam memverifikasi status klaim lahan, serta mendorong penyelesaian legal melalui kementerian terkait, khususnya Kementerian ATR/BPN dan KLHK, seperti yang dilansir dari tribunnews.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :