PELALAWAN - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau masih terus menangani kasus kematian sapi milik warga Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, yang diduga kuat akibat serangan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) pada 30 Juni lalu.
Sapi dewasa berwarna coklat tersebut ditemukan mati dengan bekas gigitan dan cakaran, serta sebagian dagingnya telah dimakan oleh harimau.
Peristiwa ini segera dilaporkan oleh aparat desa dan pihak berwenang lainnya kepada petugas BBKSDA Riau.
Kebetulan, personel BBKSDA saat itu tengah berada di area Hutan Tanaman Industri (HTI) milik sebuah perusahaan di Kecamatan Merawang, mengurusi kasus penyerangan harimau sumatera yang menyebabkan kematian seorang pekerja bernama Hadito (23) pada minggu sebelumnya.
Tim Penyelamat Satwa BBKSDA Riau, melalui Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah I Resort Kerumutan Utara, langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan upaya mitigasi.
"Kami sudah memasang camera trap dan box trap di lokasi," kata Kepala BBKSDA Riau, Supartono pada Minggu (6/7/2025).
Camera trap ditempatkan di dekat lokasi penyerangan sapi oleh harimau. Sementara itu, box trap atau perangkap kotak juga dipasang di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan umpan untuk memancing harimau masuk ke dalam perangkap.
Dari rekaman camera trap, terlihat satwa liar tersebut sempat mendekati perangkap berumpan, namun menolak masuk ke dalam kerangkeng besi yang telah ditutupi daun-daun.
"Sampai hari ini, harimau sumatera itu belum tertangkap. Dia mendekat (ke perangkap) tapi tidak mau masuk," tambah Supartono.
Individu harimau sumatera yang terekam kamera trap telah teridentifikasi sebagai Sampale, yang sebelumnya memang sudah beberapa kali terlihat di area tersebut.
Lokasi kejadian merupakan area permukiman, dan sapi yang menjadi korban adalah hewan liar yang tidak dikandangkan oleh pemiliknya, sehingga rentan menjadi sasaran satwa liar, termasuk harimau sumatera, demikian dilansir dari Tribun Pekanbaru. (*)