PEKANBARU – Kabut asap tebal kembali menyelimuti Kota Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tak kunjung usai.
Kondisi ini memicu kekhawatiran serius terhadap kualitas udara yang memburuk drastis, mengancam kesehatan seluruh lapisan masyarakat.
Melihat situasi ini, dr. Meiza Ningsih, yang juga Ketua Komda Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT) dan anggota Europe Rhinology Society, turut angkat bicara.
Sebagai seorang tenaga kesehatan sekaligus anggota DPRD Kota Pekanbaru, dr. Meiza menyoroti dampak langsung dari buruknya kualitas udara. Menurutnya, kondisi ini menyebabkan peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
"Tentunya kondisi yang terjadi saat ini menjadi perhatian semua pihak, termasuk kami dari kalangan tenaga kesehatan. Kondisi kualitas udara yang tidak baik tentu berdampak pada kesehatan masyarakat dan yang paling rentan terjadi yaitu infeksi saluran pernapasan atas bagi masyarakat Pekanbaru baik dewasa maupun anak-anak," tegas dr. Meiza pada Jumat (25/7/2025).
Menanggapi kondisi darurat ini, dr. Meiza Ningsih menyampaikan sejumlah saran penting bagi Pemerintah Kota Pekanbaru dan masyarakat.
Untuk Pemerintah Kota Pekanbaru, ia menyarankan agar pertama, mengoptimalkan pengendalian karhutla.
"Hal tersebut Meliputi pencegahan (pembentukan tim terpadu, Teknologi Modifikasi Cuaca/TMC, patroli bersama Masyarakat Peduli Api/MPA, penyuluhan, dan deteksi dini), pemadaman (operasi TMC, pemadaman darat dan udara oleh Manggala Agni dan Tim Terpadu), serta penanganan pasca-karhutla (rehabilitasi lahan dan pemulihan ekosistem)," jelasnya.
Kemudian menerapkan kebijakan pendukung, seperti penegakan hukum terpadu terhadap pelaku karhutla, penganggaran yang memadai, dan kesiapsiagaan untuk meliburkan anak sekolah jika kualitas udara sangat tidak sehat.
Selain memberikan saran dan masukan buat Pemerintah, dr Meiza juga memberikan beberapa tips kepada masyarakat yang bisa diikuti dalam menghadapi panas ektrim dan ancaman kabut asap.
"Yang pertama kita sarankan agar masyarakat untuk mengurangi aktifitas di luar ruangan dan perbanyak berada di dalam ruangan. Jika memungkinkan, tetaplah di dalam ruangan untuk mengurangi paparan kabut asap," saran dr Meiza.
Saran yang kedua yakni, gunakan masker saat beraktivitas keluar rumah. Hal ini bertujuan menyaring partikel-partikel kecil untuk mengurangi paparan kabut asap.
Saran dr Meiza yang ketiga dan yang tak kalah penting yakni, jika kondisi kabut asap semakin parah dr Meiza memberikan saran agar menutup jendela dan pintu
"Tutup jendela dan pintu untuk mencegah kabut asap masuk ke dalam ruangan dan yang keempat jaga kelembaban ruangan dengan menggunakan humidifier untuk membantu mengurangi iritasi pada saluran pernapasan," ujarnya lagi.
Sementara itu tips Dr Meiza yang kelima yakni memperbanyak minum air untuk membantu menjaga hidrasi tubuh dan mengurangi efek kabut asap pada saluran pernapasan.
Tidak hanya itu, dr Meiza juga memberikan tips agar masyarakat untuk melakukan cuci hidung dengan larutan Nacl 0.9%.
"Tips yang lain juga kita himbau masyarakat untuk senantiasa memantau kualitas udara di daerah masing-masing untuk mengetahui tingkat bahaya kabut asap. Konsultasikan dengan dokter jika memiliki kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran yang tepat. Dengan mengikuti tips di atas, diharapkan dapat mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan kabut asap. Tetap waspada dan jaga kesehatan," tutup dr Meiza.
Penulis: Mimi Purwanti
Editor: M Iqbal