PEKANBARU – Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Pekanbaru menunjukkan tren peningkatan selama semester pertama tahun 2025. Data dari sejumlah fasilitas kesehatan menunjukkan lonjakan signifikan terutama pada April dan Mei, dengan angka kasus yang lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Salah satu wilayah yang mencerminkan tren tersebut adalah Puskesmas Sidomulyo Barat, yang mencatat total 605 kasus ISPA dari Januari hingga Juni 2025. Lonjakan tertinggi tercatat pada bulan April dan Mei dengan masing-masing 135 kasus, sementara bulan Juni juga menunjukkan angka cukup tinggi dengan 101 kasus.
Menurut Amar, salah satu tenaga kesehatan di Puskesmas Sidomulyo Barat, kenaikan kasus ISPA ini disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, mulai dari kondisi lingkungan, cuaca, hingga kebiasaan masyarakat.
"ISPA tidak hanya dari karhutla, tetapi kombinasi dari berbagai faktor baik dari perubahan cuaca ekstrim,polusi udara, atau juga penyebaran virus dan bakteri," jelas Amar, Rabu (31/7/2025).
Ia menegaskan bahwa kabut asap, meskipun tidak selalu pekat, tetap dapat memperburuk kualitas udara dan memicu gangguan saluran napas, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita asma.
Penyebab dan Faktor Peningkatan ISPA di Pekanbaru:
1. Perubahan Cuaca Ekstrem
Fluktuasi suhu yang drastis menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan lebih mudah terserang infeksi pernapasan.
2.Kualitas Udara yang Buruk
Debu jalanan, polusi kendaraan, dan kabut asap ringan akibat karhutla berkontribusi terhadap iritasi saluran napas.
3. Penyebaran Virus dan Bakteri
ISPA disebabkan oleh virus influenza, adenovirus, dan bakteri tertentu yang menyebar cepat melalui udara.
"Kabut asap akibat karhutla memang bukan satu-satunya penyebab, tapi jadi salah satu pemicu yang memperparah kondisi udara. Kami imbau masyarakat untuk lebih waspada saat udara terlihat berkabut meski tipis, dan selalu lindungi saluran napas dengan masker," ujar Amar.
Penulis: Mg
Editor: Riki