ROKAN HILIR– Upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan gizi nasional terus digencarkan. Salah satunya melalui sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar di Twenty Eight Cafe, Bagan Sinembah, Rokan Hilir, Selasa (10/6/2025).
Acara ini diinisiasi oleh pemerintah pusat bersama mitra strategis Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai bagian dari percepatan program prioritas nasional. Fokus utamanya menyasar kelompok rentan seperti anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI Maharani, Analis Madya Deputi Penyaluran Wilayah II BGN Herry Setyadi Dewanto, serta tenaga medis dari Puskesmas Bagan Batu, Rika Sriwahyuni Sinaga. Mereka menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menyukseskan pelaksanaan MBG secara optimal di daerah.
“Program Makan Bergizi Gratis ini merupakan amanat langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Tujuannya agar setiap anak Indonesia mendapat asupan gizi yang cukup dan seimbang,” tegas Maharani dalam sambutannya.
Menurut Maharani, program MBG akan berjalan secara bertahap, diawali dengan pembangunan dapur umum atau Dapur Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai wilayah, termasuk di Rokan Hilir.

Ia menambahkan, kegiatan makan bersama di sekolah atau komunitas memiliki nilai tambah, terutama dalam membentuk kebiasaan makan sehat di kalangan anak-anak.
“Anak-anak sering enggan makan sayur atau nasi. Tapi kalau makan bersama teman, mereka lebih semangat. Ini salah satu manfaat positif dari program ini,” tambahnya.
Target 32.000 Dapur Gizi Nasional
Sementara itu, Herry Setyadi Dewanto dari Badan Gizi Nasional memaparkan secara teknis bahwa satu dapur SPPG ditargetkan dapat melayani hingga 3.000 penerima manfaat setiap hari. Secara nasional, pemerintah menargetkan pembangunan 32.000 dapur gizi hingga akhir 2025.
“Indonesia termasuk negara yang paling komprehensif dalam menjalankan program pemenuhan gizi. Sasaran kita mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, balita hingga siswa SMA,” kata Herry.
Ia juga mendorong dukungan dari pemerintah daerah dan sektor swasta dalam menyediakan lahan dan infrastruktur pendukung lainnya.
Peran Aktif Orang Tua dan Pemerintah Daerah
Tenaga medis dari Puskesmas Bagan Batu, Rika Sriwahyuni Sinaga, menekankan pentingnya peran orang tua dalam memantau kondisi anak, terutama terkait alergi makanan dan kecukupan nutrisi.
“Program ini bukan hanya soal makan gratis, tetapi juga strategi jangka panjang pemerintah untuk mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan bebas stunting,” jelas Rika.
Ia juga menyoroti bahwa keberhasilan MBG akan sangat bergantung pada sinergi antara pusat dan daerah, serta partisipasi aktif masyarakat.
Program MBG diyakini menjadi pondasi penting menuju Indonesia Emas 2045, saat negara ini diproyeksikan memiliki jumlah penduduk usia produktif yang besar. Dengan gizi yang tercukupi sejak dini, generasi muda Indonesia diharapkan tumbuh sehat, tangguh, dan siap menghadapi tantangan global.(*)